Terdengar Suara Ledakan dan Getaran Gempa dari Gunung Lemongan Lumajang
Gunung Lemongan merupakan salah satu gunung api aktif di Jawa Timur, selain ada Gunung Semeru, Ijen, Bromo, Kelud, juga Gunung Raung
Editor: Eko Sutriyanto
Sedangkan Kepala Pos Pantau Gunung Lemongan, Susanto membenarkan, telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Lemongan. Namun demikian status Gunung Lemongan masih dinyatakan normal.
Dari hasil evaluasi Badan Geologi, menyebutkan, Gunung Lemongan hingga 13 November 2019 berada pada level I (Normal). Pengamatan dilakukan selama 1 Januari hingga 13 November 2019 menyebutkan gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati.
Aktivitas kegempaan para periode yang sama didominasi oleh gempa-gempa tektonik (Gempa Tektonik Jauh, Gempa Tektonik Lokal, dan Gempa Terasa).
Pada 9 November 2019, terjadi peningkatan jumlah, mencapai 254 kejadian gempa tektonik lokal dan berlanjut hingga 13 November 2019, yang diikuti oleh getaran tremor dengan amplitudo maksimum 3-30 mm, serta tiga kali gempa terasa dengan intensitas II-III MMI.
Gempa Terasa dirasakan oleh penduduk yang berada di sektor barat-barat daya Gunung Lemongan, yaitu Sumberpetung, Tegalrandu, dan Papringan.
Badan Geologi juga menyebutkan rekomendasi terkait status Gunung Lemongan, antara lain, masyarakat di sekitar Gunung Lemongan diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Lemongan, serta mengikuti perkembangan aktivitas gunung itu yang dikeluarkan oleh BPBD setempat.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur, dan BPBD Kabupaten Lumajang.
Ketiga, meminta Pemda Lumajang dan BPBD agar berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Lemongan di Gunung Meja Desa Tegalrandu Kecamatan Klakah, Lumajang, atau dengan PVMBG di Bandung.
Gunung Lemongan, merupakan satu daru dua gunung api aktif yang berada di Kabupaten Lumajang dan satunya adalah Gunung Semeru.
Gunung Lemongan merupakan gunung api aktif bertipe stato, yang dicirikan oleh terdapatnya pusat-pusat erupsi parasitik yang berjumlah sekitar 60 pusat erupsi berbentuk kerucut vulkanik, dan maar (ranu) yang tersebar di sekeliling gunung api. Erupsi vulkanik parasitik itu terjadi para periode pra-sejarah.
Gunung Lemongan merupakan salah satu gunung yang unik di dunia, karena karakter letusannya tidak di puncak, melainkan di bagian bawah-bawahnya.
Oleh karena itu banyak terdapat ranu (maar) dan gunung kecil (bocha).
Total jumlahnya sekitar 60 titik bekas erupsi gunung Lemongan.
Pada periode 1799-1899 gunung Lemongan tercatat sebagai gunung paling aktif di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Warga Sekitar Gunung Lemongan Lumajang Dengar Suara Ledakan dan Getaran Gempa dari Gunung