Terungkap, Wanita Ini Dibungkus Hidup-hidup dengan Sprei Terikat Lalu Dibuang ke Sungai
Mayat wanita tanpa identitas itu ditemukan warga terbungkus seprai yang diikat, pada Senin kemarin.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Memasuki hari kedua penyelidikan, Selasa (19/11/2019) siang, identitas mayat wanita terbungkus seprei di tepi sungai Jeneberang, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Makassar, belum juga terkuak.
Mayat wanita tanpa identitas itu ditemukan warga terbungkus seprai yang diikat, pada Senin kemarin.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko yang dikonfirmasi terkait perkembangan kasus itu mengungkapkan, pihaknya saat ini masih berupaya mengungkap identitas mayat.
Pengungkapan identitas itu bertujuan untuk mengungkap penyebab kematian korban.
Namun, dari hasil pemeriksaan sementara Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, kata Indratmoko, ditemukan adanya sejumlah luka pada tubuh korban.
Temuan itu pun menguatkan dugaan polisi, bahwa mayat wanita berambut pirang itu merupakan korban pembunuhan.
"Keterangan dari Biddokkes terkait ingus itu, kemungkinannya bahwa korban dimasukkan dalam sungai masih dalam kondisi hidup. Sehingga, ada cairan yang masuk ke paru-paru dan paru-paru itu berusaha mengeluarkan cairan tersebut dan jadilah seperti ingus," ujarnya.
Dari temuan itu, lanjut Indratmoko, mayat wanita tersebut diduga dimasukkan ke dalam seprai yang terikat lalu dibuang ke sungai dalam kondisi masih hidup.
Perkiraan kejadiannya berlangsung sekitar beberapa jam sebelum jenazah ditemukan warga terdampar di tepi sungai.
Selain itu, lanjut Indratmoko, Tim Biddokkes juga menemukan bercak cairan diduga sperma pada celana korban.
Mayat Wanita Terbungkus Seprai di Tepi Sungai Korban Pembunuhan? Ini Penjelasan Polisi
Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar masih menyelidiki kasus penemuan mayat wanita dalam bungkusan seprai.
Mayat ditemukan di tepi sungai Jeneberang, Jl Panakukang, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Senin (18/11/2019).
Dalam penyelidikan itu, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko, menganggap korban meninggal karena dibunuh.
Dugaan itu dikuatkan dengan adanya tanda kekerasa pada tubuh korban.