Pasutri Jadi Anak Punk di Sintang, Ngamen dari Warkop ke Warkop Raup Rp 300 Ribu per Hari
Keputusan Yeti dan suaminya ikut rombongan anak punk dan mengamen karena desakan kebutuhan ekonomi
Editor: Eko Sutriyanto
![Pasutri Jadi Anak Punk di Sintang, Ngamen dari Warkop ke Warkop Raup Rp 300 Ribu per Hari](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/yeti-dan-iyan-ok1.jpg)
"Anak yang paling besar, sudah kelas 2 SD di Jungkat," kata Yeti.
Keputusan Yeti dan suaminya ikut rombongan anak punk dan mengamen karena desakan kebutuhan ekonomi.
Pasca menikah, mereka tidak punya pekerjaan tetap.
"Saya awalnya kuli bangunan," ujar Iyan.
Himpitan ekonomi yang sulit, kedua pasutri memutuskan untuk mengamen.
Dalam sehari, mereka mampu mengumpulkan uang sedikitnya Rp 100-300 ribu rupiah.
Uang itu dibagi bersama anak Punk lainnya. Mereka mengamen bergantian.
Uang lebih, dikirim ke anaknya di Jungkat untuk keperluan sekolah dan lain sebagainya. "Kemarin kirim 500 ribu," ungkap Yeti.
Yeti dan Iyan mengaku terpaksa menjalani kerasnya hidup dengan tidur belampar beralas kardus bersama anak Punk lainnya.
"Yang penting halal. Tidak curi. Sayang sama uang kalau harus ngontrak rumah," ujar Yeti.
Yeti mengaku sudah mendapatkan panggilan kerja di Ketapang. Dalam waktu dekat dirinya akan pergi ke sana menjemput rejeki.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Kisah Pilu Pasangan Suami Istri Beranak Dua Pilih Terjun Jadi Anak Punk, Dapat 300 Ribu Per Hari
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.