Expo One Pesantren One Product Diresmikan Khofifah, Aplikasi KipaPOS Siap Bantu Manajemen UKM
hadir di acara One Pesantren One Product (OPOP) Expo yang resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Jatim EXPO
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Aplikasi startup kasir point of sales, KipaPOS, hadir di acara One Pesantren One Product (OPOP) Expo yang resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Jatim EXPO, Jumat (29/11/2019).
KipaPOS adalah aplikasi yang tujuannya untuk mempermudah pengaturan manajemen dan keuangan UKM atau usaha yang dimiliki pesantren.
Founder KipaPOS, David Rusdianto, yang merupakan Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor mengatakan, UKM ataupun usaha yang dijalankan pesantren banyak terkendala oleh lemahnya pengelolaan atau manajemen usaha.
KipaPOS, kata dia, turut membantu agar usaha kelas UKM maupun yang ada di lingkungan pesantren bisa dikelola secara baik. "Baik dari sisi manajemen keuangan, marketing, hingga permodalan," kata David.
Dengan menggunakan aplikasi berbasis website dan mobile ini, pelaku usaha tidak akan menemui kesulitan untuk mengelola keuangan dan manajerial lainnya. Selain itu, dengan manajemen usaha yang baik, perbankan akan lebih mudah memberikan kucuran modal tambahan untuk pertumbuhan usaha.
"Pengawasannya juga akan lebih mudah karena semua bisa dipantau hanya dari telepon seluler," katanya.
Ia berharap, pelaku usaha kecil dan menengah bisa memanfaatkan aplikasi ini. Karena menurutnya, aplikasi ini bisa digunakan secara gratis di level basic.
"Semangatnya memang untuk membantu UKM agar mereka bisa naik kelas. Karena di era ini, semua serba digital yang menghadirkan seabreg kemudahan," paparnya.
One Pesantren One Product (OPOP) Expo memamerkan sekitar 150 produk usaha santri pondok pesantren, koperasi pesantren dan alumni pesantren tersebut resmi dibuka Gubernur Khofifah bersama sejumlah pihak yang mendukung pengembangan program OPOP.
Saat membuka OPOP Expo Khofifah menyampaikan harapan besarnya bahwa program OPOP bisa menjadi pintu masuk penyejahteraan masyarakat dan bangkitnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
"Harapan kami OPOP akan menjadi salah pintu masuk penguatan ekonomi masyarakat. Terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur," kata Khofifah
Menurutnya program OPOP sejalan dengan arahan Presiden Jokowi dalam rapat tahunan Bank Indonesia sehari lalu di Jakarta.
Saat ini, yang terpenting adalah membuka seluas-luasnya lapangan kerja.
Dengan mendorong usaha kecil, menengah di kalangan pesantren maka akan mendorong pula penciptaan lapangan kerja.
Satu usaha kecil bisa membuka satu atau dua lapangan kerja. Begitu juga usaha menengah bisa membuka tiga hingga lima lapangan kerja.
"Maka kami optimis tumbuhnya lapangan kerja melalui OPOP akan menciptakan pertumbuhan potisif pada produktivitas lapangan kerja yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat," ucap mantan Menteri Sosial ini.
Di sisi lain, inisiasi program OPOP dikatakan Khofifah sejatinya adalah melanjutkan semangat Nahdhatul Tujjar atau kebangkitan pedagang yang digagas para ulama sebelum mendirikan Nahdhatul Ulama.
Dikatakan wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini dari pesan keagamaan yang disampaikan dalam Alquran mengajak bahwa jihad diutamakan dari harta benda.
Itulah mengapa manusia dianjurkan untuk bekerja keras seolah akan bekerja selamanya.
"Kami di sini juga menggandeng pihak-pihak yang managerialnya handal, baik BUMD, BUMN, maupun privat sector yang memiliki komitmen untuk memberikan penguatan, dan transfer keilmuan di bidang managerial. Mereka juga kita gandeng untuk bisa menguatkan market akses produk OPOP," kata Khofifah.
Melakui program OPOP pelaku usaha berbasis pesantren baik santri, koperasi pesantren maupun alumni pesantren mendapatkan pembinaan untuk bisa menciptakan produk unggul.
Yang terdaftar legalitas merknya, berdaya saing untuk kualitas produknya dan memiliki market place yang terjaga.