Cerita Pedagang Ubi tentang Interaksinya dengan Hakim PN Medan Sebelum Ditemukan Tewas
"Hari Kamis, dia masih beli ubi. Besoknya, Jumat aku tak jualan. Tiba-tiba anak aku nunjukkin berita, Mak, ini-kan hakim yang sering beli ubi kita."
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Seorang Hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin ditemukan tewas di kawasan kebun sawit Desa Suka Rame, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Dari penelusuran kepolisian, dugaannya Jamaluddin seorang korban pembunuhan.
Baca: Fakta Meninggalnya Hakim Pengadilan Negeri Medan, Sempat Diteror hingga Mabes Polri Kirim Bantuan
Seorang pedagang makanan dan minuman yang berjualan di sekitar Pengadilan Negeri Medan, Bebi menceritakan interaksi terakhirnya dengan Jamaluddin sebelum dikabarkan tewas.
"Hari Kamis, dia masih beli ubi. Besoknya, Jumat aku tak jualan. Tiba-tiba anak aku nunjukkin berita, "Mak, ini-kan hakim yang sering beli ubi kita" langsung lemas aku, tekejut, sedih," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (3/12/2019).
Dia menceritakan, Jamaluddin merupakan pelanggan tetap ubi gorengnya.
"Kadang dia yang beli langsung, terkadang melalui asistennya. Satu porsi harganya Rp 10.000, kalau lagi banyak tamu, almarhum beli dua porsi," ujarnya.
Perempuan berdarah India dan Mandailing Natal ini mengaku, Hakim Jamaluddin merupakan sosok yang ramah dan terkenal royal soal uang.
Bahkan, kata dia, uang sisa belanja ditolaknya saat mau dikembalikan.
"Enggak malu dia, mau dia duduk di sini makan. Orangnya ramah, baiklah, enggak pelit," tuturnya.
Ubi goreng buatan Bebi banyak disukai hakim karena rasanya renyah dan gurih.
Bahkan, Bebi sempat menanyakan kepada Hakim Jamaluddin, tentang kesukaan terhadap ubi goreng.
"Ini makanan waktu saya susah dulu, sebelum jadi hakim," ujar Bebi seraya menirukan ucapan Hakim Jamaluddin.
Bebi berharap, polisi segera mengungkap kasus pembunuhan terhadap Hakim Jamaluddin, supaya pelaku bisa cepat diproses secara hukum.
"Udah enam hari, pelakunya belum ketahuan juga. Semoga Pak Polisi bisa cepat menangkap pelakunya," ujarnya.