Perayaan Tahun Baru Bawa Berkah bagi Penjual Terompet di Blitar, Sehari Bisa Jual 200-300 Biji
Perayaan tahun baru identik diisi dengan kembang api dan terompet untuk menambah kemeriahannya. Penjual terompet di Blitar mengaku mendapat keuntungan
Penulis: Nuryanti
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Untuk menghasilkan suara, warga Banyumas ini menggunakan sedotan plastik.
Dikutip dari Kompas.com, terompet yang dinamai warga "turutu" itu dibuat dengan berbagai ukuran.
Ukurannya mulai dari yang terkecil dengan panjang sekitar 20 centimeter hingga yang terbesar dengan panjang 1 meter.
Seorang warga bernama Tarsih (65) mengatakan, untuk membuat satu terompet ukuran 1 meter memerlukan sekitar 100 helai janur.
Sementara, untuk pembuatannya membutuhkan waktu sekitar tiga jam.
Ia dan warga lainnya sudah membuat terompet dari janur ini dari 6 tahun yang lalu.
"Saya dan warga sudah membuat terompet seperti ini sejak 2013."
"Buatnya ramai-ramai sama warga dan anak-anak," kata Tarsih saat ditemui, Senin (30/12/2019).
Tarsih menuturkan, ide awal membuat terompet tradisional itu untuk memudahkan anak-anak setempat.
Anak-anak tidak perlu membeli terompet ke luar desa yang jaraknya cukup jauh.
Sementara, Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili melarang warganya menggunakan kembang api dan meniup terompet saat merayakan malam tahun baru.
Alasan larangan itu disampaikan, melalui surat edaran Nomor : 100/289/Tupem A, yang ditandatanganinya 26 Desember 2019.
Menurutnya, kegiatan meniup terompet ini merupakan kegiatan yang tidak bermanfaat.
Selain itu, tradisi tahun baru dengan meniup terompet dan menyalakan kembang api ini akan mengganggu ketertiban.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.