Ratusan Ton Ikan dalam Keramba di Way Rarem Mati dalam 3 Hari, Ada yang Rugi Rp 8 Miliar
Kematian ikan mendadak tersebut menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan tahun 2017 lalu
Editor: Eko Sutriyanto
Inca mengatakan, ada sejumpah peternak yang masih bisa menjual ikan mati kepada warga.
Ribuan ekor ikan mati di keramba-keramba Bendungan Way Rarem, Lampung Utara.
Perubahan cuaca yang drastis menjadi faktor awal. Para petambak pun merugi miliaran rupiah.
Haidir Rianto (31), petambak ikan di Desa Pekurun, Kecamatan Abung Pekurun, Lampura, mengungkapkan matinya ikan-ikan terjadi beruntun dalam dua hari.
"Kejadian pertama, dini hari tanggal 1 (Januari), pas Tahun Baru. Jam 03.00, kurang lebih 40 ton ikan mati. Kemudian, Kamis (1/1) sebelum magrib ikan-ikan mabuk. Itu fatal, hampir 200 ton ikan mati," bebernya, Sabtu (4/1/2020).
Haidir menduga 240 ton atau ribuan ekor ikan itu mati karena faktor cuaca. "Sepertinya karena cuaca," katanya.
Ia menjelaskan kondisi cuaca beberapa waktu terakhir membuat suhu air, khususnya di keramba-keramba, menjadi tidak menentu.
Hal itu, menurut dia, berpengaruh pada kondisi ikan-ikan.
"Tahun Baru kemarin mendung terus," ujar Haidir.
Haidir yang mengelola keramba ikan bersama saudara iparnya mengaku kerugian akibat kejadian tersebut mencapai Rp 8 miliar.
"Kerugian keramba milik ipar saya sendiri hampir Rp 8 miliar. Pembukuan saya yang pegang," katanya.
Haidir mengungkap jumlah keramba di Bendungan Way Rarem mencapai 7.000 unit.
Khusus milik saudara iparnya, jumlah keramba sekitar 94 unit.
"Satu kotak keramba ukurannya 12 x 12 meter. Menyerap tenaga kerja sekitar 28 orang," imbuhnya.