Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar dari Kasus Siswa SMK Bunuh Diri, Begini Peran Keluarga Agar Kasus Tidak Terulang

Belajar dari kasus bunuh diri yang dilakukan siswa SMK di Semarang, begini kata psikolog tentang peran keluarga untuk mencegah kasus itu terulang.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Belajar dari Kasus Siswa SMK Bunuh Diri, Begini Peran Keluarga Agar Kasus Tidak Terulang
ISTIMEWA via TRIBUN JATIM / amazon.com
Korban, RH (kiri) - ILUSTRASI Surat (kanan) : Seorang siswa SMK di Surabaya ditemukan tewas gantung diri. Sebelum tewas, ia sempat menulis surat: Besok ketemu tiap malam Jumat. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang psikolog sekaligus pendiri Lembaga Psikologi Anava, Maya Savitri, S. Psi, CHt menuturkan keluarga, khususnya orangtua, memiliki peran untuk mencegah kasus bunuh diri.

Menurut Maya, kasus bunuh diri yang terjadi pada seorang pelajar SMK Surabaya berinisial RH, pada Senin (13/1/2020) lalu, mungkin dipicu oleh kurangnya komunikasi antara RH dengan orangtuanya.

Pasalnya, Maya menjelaskan, kuat atau lemahnya karakter seseorang terbentuk dari keluarga.

"Karena keluarga adalah inti dari tumbuh kembangnya seorang anak dan pembentukan awal kuat atau lemahnya karakter seseorang," terang Maya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/1/2020).

Hal senada disampaikan Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.

Adib menyampaikan, untuk mencegah kasus bunuh diri, orangtua berperan dalam menciptakan karakter kuat pada diri anak-anaknya.

"Bagaimana menciptakan anak yang memiliki pribadi yang kuat, ini kan sangat penting," tutur Adib saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (14/1/2020).

Berita Rekomendasi

Psikolog dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia itu pun memberikan sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk membentuk anak memiliki pribadi yang kuat.

1. Melatih anak untuk mandiri sesuai usianya

Psikolog dari Bintaro, Jakarta Selatan itu menuturkan, orangtua dapat membentuk anak memiliki pribadi yang kuat dengan melatihnya memiliki kemandirian yang sesuai dengan usianya.

Adib mencontohkan, hal itu dapat dilakukan dengan membiasakan anak yang sudah duduk di bangku SD untuk dapat memakai baju sendiri.

"Kemudian untuk anak yang sudah SMP, bisa dibiasakan untuk berani naik angkutan umum sendiri, misalnya," terang Adib.


2. Melatih anak untuk dapat memecahkan masalah

Selain itu, menurut Adib, cara-cara untuk melatih anak memecahkan masalah juga diperlukan untuk membentuk pribadi yang kuat.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas