Belajar dari Kasus Keraton Agung Sejagat, Penghageng Keraton Yogyakarta Usulkan Hal Ini
Penghageng Keraton Yogyakarta, GBPH Prabukusumo memberikan tanggapan soal Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo, Jawa Tengah.
Editor: Daryono
Prabukusumo juga memberi tanggapan soal para pengikut Keraton Agung Sejagat yang dikabarkan berasal dari beberapa daerah di Yogyakarta seperti Bantul dan Imogiri.
Prabukusumo mengatakan, kedepan masyarakat harus lebih paham adanya kebohongan.
"Kebohongan-kebohongan semacam ini sebetulnya masyarakat seharusnya paham."
"Kita harapkan dengan kejadian semacam ini masyarakat akan semakin cerdas," tambahnya.
Seperti yang diketahui, pasangan Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat (42) dan Kanjeng Ratu Dyah Gitarja atau Fanni Aminadia (41) mengaku sebagai pimpinan dari Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo.
Punggawa Keraton Agung Sejagat bukan merupakan orang sekitar lokasi.
Mereka dikabarkan datang dari beberapa daerah di Yogyakarta seperti Bantul dan Imogiri.
Orang-orang tersebut mulai datang ke lokasi sekitar pertengahan Agustus 2019.
Pengikut Keraton Agung Sejagat disebut mencapai 425 orang.
Totok Santoso Hadiningrat menyebut, keraton pimpinannya merupakan induk dari seluruh kerajaan hingga republik di dunia.
Kehadiran Keraton Agung Sejagat, menurut Totok, bertujuan untuk membawa masyarat dunia menuju kemajuan.
Totok juga mengklaim akan melakukan perbaikan-perbaikan di berbagai bidang.
"Dengan memperbaiki sistem kedaulatan, sistem ekonomi, dan moneter secara global," katanya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin (13/1/2020).
Saat ditanya apakah kerajaan tersebut bagian dari NKRI, Totok menyebut, Keraton Agung Segajat bagian dari keseluruhan.