Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Totok Santosa Ungkap Hubungan di Balik Keraton Agung Sejagat dengan Jogja DEC & Sunda Empire

Setyo Eko Pratolo, korban dari munculnya Keraton Agung Sejagat mengisahkan awal mula ia menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Korban Totok Santosa Ungkap Hubungan di Balik Keraton Agung Sejagat dengan Jogja DEC & Sunda Empire
Channel Youtube Indonesia Lawyers Club
Satu di antara Korban Keraton Agung Sejagat (KAS), Setyo Eko Pratolo mengungkap kesaksiannya terkait kerajaan baru tersebut. 

"Berjalan satu tahun, itu berubah ada lagi menjadi World Empire," lanjutnya.

Menurutnya, antara Sunda Empire dan World Empire tidaklah jauh berbeda.

"Jadi World Empire sama Sunda Empire kemungkinannya yang saya pahami ini sama," tuturnya.

Eko mengungkapkan, Totok Santosa yang merupakan Raja Keraton Agung Sejagat, juga pernah menjadi pengikut Sunda Empire.

"Awalnya itu dari pak Totok, itu juga bergabung dengan Sunda Empire," kata Eko yang mengaku mempunyai pangkat HRH itu.

Dari perjalanan tersebut, sejak adanya Jogja DEC hingga World Empire, Eko mengaku masih menjadi pengikut kegiatan organisasi itu yang berada di Jogja.

"Jadi dari Sunda Empire berdiri World Empire di Jogja, saya masih ngikut di World Empire, yang di Bandung saya juga nggak tahu," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Perjalanan World Empire terus berjalan hingga pada tahun 2018, muncul ide untuk mendirikan sebuah kerajaan.

"Sampai 2018, berawal 14 Agustus 2018 itu ada semacam rencana akan mendirikan kerajaan," ucapnya.

Bahkan beberapa persiapan dilakukan untuk membuat kerajaan tersebut.

Di antaranya yakni dengan menyelanggarakan berbagai acara kirab serta ritual.

"Waktu di Borobudur tanggal 14 Agustus 2018 itu ada doa bersama lintas budaya dan agama dan perdamaian dunia," ungkap Eko.

Setelah acara di Borobudur tersebut, menyusul acara doa bersama dan kirab di Gunung Tidar Magelang.

"Itu kirab di Gunung Tidar, dalam kirab setelah itu diadakan ritual. Ritualnya kayak orang dulu, pakai ada tumbal dengan menyembelih ayam, darahnya untuk memagari," sambungnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas