Peternak di Buleleng Diimbau Tidak Membeli Babi Daerah Lain
Penyebaran virus ASF diindikasi melalui sisa makan milik para wisatawan, yang kemudian digunakan sebagai pakan babi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali Ratu Ayu Astri Desiani
TRIBUNNEWS.COM, BULELENG - Dinas Peternakan Buleleng mulai gencar melakukan pengecekan ke peternakan babi untuk mengantisipasi penyebaran virus African Swine Fever (ASF).
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng Made Suparma dikonfirmasi, Jumat (24/1/2020), mengatakan, sejauh ini peternakan babi dalam kapasitas besar hanya ada satu, yakni di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali.
Sementara yang lain, membeli babi dari daerah luar, lalu dipelihara dua atau tiga bulan, kemudian langsung dijual atau dipotong sehingga datanya tidak tercatat di Dinas Pertanian.
Namun demikian, Suparma mengaku pihaknya bersama tim dari Provinsi Bali sudah turun untuk melakukan pengecekan.
Daerah yang paling utama dicek adalah Kecamatan Banjar dan Kecamatan Gerokgak yang notabene adalah wilayah pariwisata.
Baca: Foto Bugil Siswi SMP di Buleleng Bali Beredar, Diduga Pelaku Dibayar Rp 500 Ribu untuk Pose Syur
Baca: Polisi Belum Bisa Kejar Pelaku Penyebar Konten Porno Siswi SMP di Bali, Ini Pemicunya
Baca: Foto Tanpa Busana Siswi SMP Buleleng Viral di Media Sosial
Sebab penyebaran virus ASF diindikasi melalui sisa makan milik para wisatawan, yang kemudian digunakan sebagai pakan babi.
"Virus ASF ini awalnya kan dibawa oleh turis. Di daerah Bali Selatan banyak yang memanfaatkan sisa makanan hotel itu untuk pakan babi. Kami juga langsung mengecek wilayah Banjar dan Gerokgak, karena itu wilayah pariwisata. Hasilnya, tidak terlalu banyak yang mengambil sisa makanan hotel untuk pakan babi," terangnya.
Kendati saat ini di Buleleng belum ditemukan babi yang terjangkit ASF, Suparma tidak memungkiri wilayah Bumi Panji Sakti ini juga rawan terjangkit virus tersebut.
Sebab, para peternak rata-rata membeli babi dari daerah luar, untuk dijual kembali sehingga tidak bisa dijamin keamanannya.
Untuk itu, Suparma mengimbau kepada para peternak untuk sementara waktu tidak menambah babi dari daerah lain.
"Peternak di Buleleng kami imbau jangan dulu menambah babi dari luar. Virus ini memang tidak berbahaya bagi manusia. Tapi kerugian ekonomi bisa sangat tinggi. Satu ekor saja yang terjangkit ASF, seminggu kemudian bisa satu kandang yang mati," terangnya.
Lalu bagaimana cara mencegah virus ASF?
"Vaksin ASF belum ada. Salah satu petugas kami saat ini sedang mengikuti workshop tentang ASF. Mungkin di sana dibahas bagaimana cara mencegahnya dan sebagainya. Nanti hasil dari workshop itu lah yang akan kami sosialisasikan ke masyarakat. Catatan saja, sejauh ini Buleleng masih aman, namun harus tetap waspada," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Antsipasi Virus AFS, Peternak di Buleleng Diimbau Tidak Membeli Babi dari Daerah Lain