Geger Kemunculan Bangkai Babi di Penatih Denpasar
Babi di Bali bisa terkena virus ASF karena diberikan makanan sisa hotel, restoran dan katering (horeka) dan belum dimasak dengan baik
Editor: Eko Sutriyanto
Diduga bangkai babi dibuang oleh warga dan peternak babi di sekitar lokasi tersebut.
Baca: Naga Hengkang, Vokalis Baru Band Lyla Curi Perhatian, Suara Disebut-sebut Mirip Ifan Seventeen
Baca: Sebelum Tutup Usia, JB Sumarlin Sempat Minta Disiapkan Jas Partai
Baca: Cerita Nur Laila Cemas Sang Anak Kena Virus Corona Saat di Wuhan Gara-gara Rasakan Ini
"Kebetulan di dekat SPBU Penatih itu ada beberapa warga yang ternak babi. Kemungkinan disana sumbernya. Saya sayangkan kenapa justru dibuang, harusnya minta bantuan pemda untuk evakuasi," kata Eka.
Wayan Eka menceritakan bahwa sebelumnya temannya sudah sempat mengangkut bangkai babi di areal villa tempatnya bekerja.
Bahkan, selain itu, sejak tanggal 30 Januari kemarin, ia dan owner villa tersebut sudah sering mencium bau busuk melintas di sungai tersebut.
"Babi yang besar-besar dibuang begitu saja ke sungai. Terus ada juga babi yang kecil-kecil dibungkus pakai karung. Baunya busuk, sempat diangkut juga oleh teman saya," ungkap Eka
Dia berharap warga atau peternak babi tidak lagi membuang babi yang mati ke sungai.
"Saya khawatir kalau tidak ditegur malah makin banyak yang buang ke sungai," ujar karyawan di Villa Alam Sari itu
Sosialisasi
Setelah dipastikan kasus babi mendadak karena virus African Swine Fever (ASF), atau demam babi Afrika, Pemprov Bali langsung mengambil langkah cepat.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuwardhana mengaku langsung membentuk tim untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Sosialisasi bukan hanya dilakukan di daerah-daerah terjangkit, tetapi di semua wilayah supaya wabah tidak meluas.
Dirinya mengaku juga akan melakukan vaksinasi pada ternak secara teratur sesuai rekomendasi kesehatan hewan, serta akan terus mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga agar babi yang pelihara tetap sehat, dengan cara memberikan pakan yang nyaman dalam kandang yang bersih, kering dan hangat.
"Kami akan terus mengimbau masyarakat untuk mencegah kontak langsung antara babi sehat dengan babi yang sakit," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau peternak tidak memanfaatkan makanan sisa restoran, dari penerbangan atau pelayaran untuk pakan babi.