Kuping Panjang Simbol Kecantikan Perempuan Dayak, Tradisi Itu Mulai ditinggalkan
Mayoritas perempuan Dayak kini mulai meninggalkan kuping panjang seiring perkembangan zaman.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Bagi perempuan Suku Dayak di Kalimantan Timur, memanjangkan kuping menggunakan banyak anting adalah simbol kecantikan.
Semakin panjang kuping seorang perempuan dayak, maka ia semakin cantik. Sayangnya, tradisi kuping panjang ini perlahan punah.
Mayoritas perempuan Dayak kini mulai meninggalkan kuping panjang seiring perkembangan zaman.
Kini perempuan Dayak generasi milenial tak lagi menggunakan tradisi ini.
Baca: Ribut Soal Poligami: Bunuh Istri Tua, Suami Bikin Sandiwara untuk Tutupi Kejahatannya
Baca: Yakini Kematian Anaknya karena Kelalaian, Karen Pooroe Salahkan Arya Satria Claproth?
Baca: Histeris di Pemakaman Zefania Carina, Karen Pooroe: Mana Anakku, Sudah Tidak Terlihat Lagi!
Kompas.com menemui dua perempuan Dayak Bahau asal Kampung Long Isun, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, yang masih mempertahankan tradisi ini pekan lalu.
Keduanya adalah Tipung Ping (69) dan Kristina Yeq Lawing (71).
Sebagai generasi angkatan 1950-an, dua nenek ini masih memegang teguh tradisi kuping panjang sebagai simbol kecantikan.
"Mama saya bikin lubang sejak usia tiga tahun. Semakin usai bertambah, anting diperbanyak di telinga," kata Kristina Yeq Lawing saat ditemui Kompas.com di Samarinda, Rabu (5/2/2020).
Kristina mengaku telinganya dilubangi oleh ibunya dengan kayu. Setelah cupingnya ditusuk, baru diikat kain hitam. Setelah sembuh, lalu diberi anting.
Awalnya satu, kemudian ditambah dua, tiga dan seterusnya. Lama kelamaan anting yang dipasang terus bertambah hingga Kristina menginjak usai 71 tahun.
Total anting yang terbuat dari logam putih itu sudah digunakan lebih dari puluhan buah. Sejak awal pakai dipakai, sampai sekarang anting itu tidak pernah dilepas.