Susah Payah Tolong 3 Rekannya di Tragedi Susur Sungai, Siswi Ini Ungkit Ucapan Tak Enak sang Pembina
Susah payah selamatkan nyawa teman, korban selamat tragedi susur sungai ungkit perkataan tak enak pembina Pramuka saat diingat warga tentang bahaya.
Editor: Octavia Monalisa
TRIBUNNEWS.COM - Begini kisah Tita Farza Pradita yang sempat berjuang selamatkan 3 rekannya di tengah arus Sungai Sempor.
Tita Farza Pradita merupakan salah satu korban selamat dari tragedi susur sungai kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi, Sleman.
Dengan susah payah Tita Farza Pradita menyelamatkan tiga orang rekannya di tengah derasnya arus Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswi tersebut.
Susah payah Tita mempertaruhkan nyawanya mungkin tidak akan terjadi jika sang pembina Pramuka mendengarkan peringatan warga sekitar.
• Suasana Hari Pertama Sekolah, Pasca Tragedi Susur Sungai, Para Murid SMPN 1 Turi Diterapi Psikolog
• Kini Nasibnya di Ujung Tanduk, Balasan Pembina Pramuka Dibenarkan Murid: Kalau Mati di Tangan Tuhan
Dalam penuturannya, Tita mengaku mendengar sendiri balasan sang pembina Pramuka saat diingatkan warga akan bahaya kegiatan susur sungai.
"Sama warga sudah diingetin. Saya mendengar ada warga yang memperingatkan," kata Tita, seperti dilansir Kompas TV.
Sayangnya peringatan warga tersebut tak digubris oleh pembina Pramuka selaku guru olahraga tersebut.
lanjut Tita, peringatan tersebut disambut kata-kata tak enak dari pembinanya.
"Katanya, 'Enggak apa-apa, kalau mati di tangan Tuhan', kata kakak pembinanya," ujar Tita yang mengaku mendengar langsung jawaban pembinanya tersebut.
Masih teringat jelas dalam benak Tita bagaimana peristiwa nahas itu tiba-tiba terjadi saat dirinya dan beberapa rekan menyebrangi Sungai Sempor.