Fakta Kasus Penyekapan-Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Pelaku Mengaku Suka Pakai Baju Perempuan
Pelaku mengaku pernah menjadi korban pencabulan semasa kecil. Dia pun tidak suka pada wanita dan suka mengenakan baju perempuan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Galih Lintartik/SURYA.co.id
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Terdapat 6 fakta kasus pencabulan terhadap seorang siswa SMA di Pasuruan yang dirangkum dari reporter SURYA.co.id di lapangan.
Pelaku kasus pencabulan siswa SMA itu, Mustofa (47) alias Musdalifa mengaku pernah menjadi korban pencabulan semasa kecil.
Kini, ulah Mustofa alias Musdalifa pun masuk ke ranah hukum setelah orang tua siswa SMA Pasuruan itu melaporkannya ke aparat kepolisian.
Saat memberikan keterangan di Polres Pasuruan, Musdalifa mengaku sejak menjadi korban pencabulan oleh guru ngajinya, mengalami trauma dan perilakunya berubah.
Baca: Penjelasan Seputar Kilatan Cahaya Melintas di Langit Yogyakarta Senin Malam
Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti
Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak
Dia pun tidak suka pada wanita dan suka mengenakan baju perempuan.
Berikut 6 fakta siswa SMA Pasuruan dihipnotis dan dicabuli :
1. Tersangka penyekapan
Polisi menangkap Mustofa alias Musdalifa dan menetapkan statusnya sebagai tersangka penyekapan serta pencabulan terhadap siswa SMA di Pasuruan, Jawa Timur, berinisial STN.
Pelaku menyekap STN selama tiga hari dan mencabulinya berkali-kali, serta diberikan ancaman.
Kini, dia harus meringkuk di penjara Mapolres Pasuruan untuk mempertangggungjawabkan perbuatannya.
Orang tua korban tidak terima anaknya dijadikan sasaran pencabulan oleh Mustofa alias Musdalifa.
Baca: Penjelasan Seputar Kilatan Cahaya Melintas di Langit Yogyakarta Senin Malam
Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti
Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak
2. Pelaku mengaku jadi korban pencabulan saat kecil
Kepada SURYA.co.id, Mustofa mengaku pernah menjadi korban pencabulan.
Pelecehan seksual itu pernah dialaminya saat masih kecil.
"Saya tidak dendam meski saya pernah dicabuli seorang laki-laki, cuma memang gimana ya, saya tidak suka sama perempuan, saya lebih suka laki-laki," katanya di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020).
Diceritakan, saat itu dirinya masih duduk di bangku kelas 4 SD.
Ia mengaji di rumah seorang ustaz yang dipercaya orangtuanya.
"Saya dicabuli di sana, ya itu saya trauma.
Saya takut bercerita ke orangtua, saya redam sendiri saja.
Sekarang mungkin dia (pelaku) sudah menikah dan punya anak," tambah dia.
Sejak saat itulah, rasa menyukai dan mencintai perempuan perlahan sirna.
Ia mengaku mulai menyukai laki-laki dan memulai memakai baju perempuan.
"Saya pernah dihajar sama orangtua saya karena suka dan sering memakai baju perempuan.
Saya dimarahi habis-habisan sama bapak saya.
Saat kecil, saya tidak bisa berontak dan patuh terhadap orangtua," jelasnya.
Baca: Penjelasan Seputar Kilatan Cahaya Melintas di Langit Yogyakarta Senin Malam
Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti
Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak
3. Pelaku jual diri saat tinggal di Jakarta
Saat lulus SMA, Mustofa memberanikan diri untuk berontak.
Ia lepas dari orangtua, kabur, dan hidup di Jakarta.
Di sanalah ia merasa kehidupan yang sesungguhnya dimulai.
"Di Jakarta saya setiap hari pakai baju perempuan.
Di Jakarta pula, saya mulai melacurkan diri saya.
Saya menjajakan diri saya di sebuah tempat prostitusi.
Saya sedikit lupa karena sudah lama tahun 1987 dulu," jelas dia.
Sepulang dari Jakarta, ia mengaku dirinya sudah mulai berubah.
Ia merasa dirinya bukan seorang laki-laki tapi perempuan.
Ia lantas menjalani kehidupannya seperti layaknya wanita.
Bahkan, ia pun memilih untuk tidak menikah.
Sebab, ia tidak memiliki rasa cinta terhadap perempuan.
"Saya lebih suka laki-laki, saya juga sering minta taubat dan sudah berdoa, tapi tetap masih suka laki-laki," ucap Mustofa.
Baca: Penjelasan Seputar Kilatan Cahaya Melintas di Langit Yogyakarta Senin Malam
Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti
Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak
4. Kartu hipnotis
Satreskrim Polres Pasuruan menangkap Mustofa alias Musdalifa tersangka penyekapan dan pencabulan siswa SMA berinisial STN.
Polisi menyita satu set kartu remi dan satu set kartu lentrek atau kartu yang digunakan untuk menghipnotis korban.
Dari keterangan saksi dan korban, kejadian itu berawal pada 23 Februari, STN dan temannya berinisal FHM sedang berada di Alun-alun Bangil, Pasuruan.
Meskipun tidak kenal, tiba-tiba tersangka bergabung dengan korban.
Lalu tersangka menepuk punggung korban.
Setelah itu tersangka mengajak korban dan FHM ke rumahnya di Grati.
Karena merasa tidak kenal, FHM menolak ajakan tersangka.
Sedangkan korban tidak menolak.
5. Disekap 3 hari
Tersangka menyekap korban di rumahnya sampai 26 Februari 2020.
Selama disekap itulah tersangka mencabuli korban.
Setelah tiga hari disekap, korban diperbolehkan pulang ke rumahnya.
Tersangka mengancam korban untuk tidak menceritakannya ke siapa-siapa.
Baca: Penjelasan Seputar Kilatan Cahaya Melintas di Langit Yogyakarta Senin Malam
Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti
Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak
6. Korban trauma dan lapor orangtua
Penyekapan dan pencabulan yang terjadi membuat korban trauma hingga akhirnya korban melapor ke orangtuanya.
Orangtua yang tak terima melaporkan pelaku ke polisi.
Kepada polisi, tersangka membantah memaksa korban melakukan hubungan tersebut.
Ia mengatakan, di rumahnya, korban diperlakukan istimewa.
Hari kedua menginap, korban diajak ke Malang untuk makan-makan, lalu hari ketiga korban diajak berbelanja dan akhirnya dibiarkan pulang.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 6 Fakta Siswa SMA Pasuruan Dicabuli, Pelaku Musdalifah Pernah Jual Diri dan Suka Pakai Baju Wanita, https://surabaya.tribunnews.com/2020/03/18/6-fakta-siswa-sma-pasuruan-dicabuli-pelaku-musdalifah-pernah-jual-diri-dan-suka-pakai-baju-wanita?page=all.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.