Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Eksekutor Pembunuh Anak Kandung di Bantaeng, Satu Pelaku Penguasa di Keluarga

Sosok eksekutor pembunuhan anak kandung di Bantaeng oleh keluarga. Satu dari pelaku berkuasa di keluarga, ia adalah kakak pertama.

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Sosok Eksekutor Pembunuh Anak Kandung di Bantaeng, Satu Pelaku Penguasa di Keluarga
TribunTimur/Polres Bantaeng
Kasus pembunuhan oleh satu keluarga di Bantaeng - Sosok eksekutor pembunuhan anak kandung di Bantaeng oleh keluarga. Satu dari pelaku berkuasa di keluarga, ia adalah kakak pertama. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini update terbaru kasus pembunuhan anak perempuan 16 tahun oleh satu keluarga di Kampung Katabung, Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, mulai dari motif hingga pelaku eksekusi. 

Diketahui, Ros (16), ditemukan tewas diduga dibunuh oleh keluarganya sendiri, Sabtu (9/5/2020). 

Dalam kasus ini, polisi menangkap sembilan terduga pelaku yang merupakan satu keluarga terdiri ayah ibu, lima anak, dan dua menantu. 

Berikut update terbaru berdasarkan penjelasan Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri, dalam wawancara live di iNewsTV dan dikutip Tribunnews.com, Minggu (10/5/2020):

Baca: Pelaku Pembunuhan Anak Kandung di Bantaeng Sempat Sandera Warga yang Melintas, 1 Orang Luka Parah

Baca: Polisi Ungkap Fakta Berbeda Soal Motif Satu Keluarga Bunuh Remaja Perempuan 16 Tahun di Bantaeng

1. Korban Anak ke-5, Duduk di Kelas 2 SMA

Ros (16) yang menjadi korban tewas merupakan anak kelima di keluarga pelaku. 

Saat ini, Ros berstatus pelajar kelas 2 SMA. 

Berita Rekomendasi

"Korban adalah Ros, 16 tahun, kelas dua SMA. Ini adalah anak kelima dari enam bersaudara," kata Wawan. 

Penangkapan satu keluarga di Bantaeng
Penangkapan satu keluarga di Bantaeng (FB/Izzack Al Iskandart)

Lebih jauh, Wawan menerangkan soal kondisi korban saat ditemukan tak bernyawa. 

Menurut Wawan, korban dalam kondisi tewas dengan luka di sekujur tubuhnya. 

"Satu korban (tewas ini mengalami) luka bacok di sekujur tubuh. Ada pukulan benda tumpul di paha," katanya. 

2. Motif Pembunuhan

Wawan menerangkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pembunuhan ini dilatarbelakangi karena alasan harga diri menanggung malu. 

Korban disebut memilki hubungan dengan Usman alias Sumang dan keluarga merasa malu. 

"Motif pembunuhannya kasus siri. Di Sulawesi Selatan, kasus siri ini adalah harga diri, malu. Bahwa korban ini ada hubungan sama orang lain atas nama Usman alias Sumang."

"Keluarga ini malu karena salah satu keluarganya (korban,-Red) berhubungan dengan Usman sehingga dia melakukan pembunuhan," terangnya. 

Wawan melanjutkan, Usman alias Sumang yang dituduh menjalin hubungan dengan korban merupakan satu dari warga yang ikut disandera oleh keluarga pelaku.

Baca: Bukan Ilmu Hitam, Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Siswi SMA 16 Tahun di Bantaeng, Pelaku Saudara

Baca: Cerita Tragis Gadis 16 Tahun di Bantaeng Diduga Dibunuh oleh Satu Keluarganya, karena Kesurupan?

3. Korban Dihabisi oleh Kakak Pertama dan Kakak Keempat

Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan, juga mengungkap siapa di antara sembilan anggota keluarga yang berperan melakukan eksekusi pembunuhan terhadap korban. 

Menurut Wawan, eksekusi pembunuhan dilakukan oleh Rahman, anak pertama dan Anto, anak keempat.

Keduanya merupakan kakak kandung dari korban. 

Polres Bantaeng Masih Dalami Motif Pembunuhan Anak Kandung di Desa Pattaneteang
Polres Bantaeng Masih Dalami Motif Pembunuhan Anak Kandung di Desa Pattaneteang (Istimewa)

Menurut Wawan, Rahman lah yang menjadi penguasa dalam keluarga ini, termasuk dalam memutuskan eksekusi terhadap korban. 

"Penguasanya adalah Rahman, anak pertama. Keluarga lain takut sama dia, termasuk ayahnya sendiri. Jadi, dia (Rahman,-Red) yang membuat keputusan untuk mengeksekusi (korban)," ujar Wawan. 

4. Soal Dugaan Ilmu Hitam atau Kesurupan Massal

Terkait informasi motif karena kesurupan atau pengaruh ilmu hitam, Wawan mengungkapkan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara ini, pihaknya belum menemukan motif tersebut. 

Namun, Wawan menyatakan pemeriksaan masih terus dilakukan dan tidak menutup kemungkinan mengarah ke motif-motif baru termasuk soal kesurupan atau ilmu hitam. 

"Terkait motifnya kita tidak berhenti. Isu yang berkembang di lapangan mengenai ilmu hitam tidak tertutup kemungkinan kita lakukan (pemeriksaan) untuk mengurai motif-motif lain," kata dia. 

Terkait hukuman yang diterima pelaku, Wawan menyatakan jika nantinya terbukti pembunuhan berencana, pelaku bisa dikenai ancaman hukuman mati. 

"Kalau terbukti pembunuhan berencana bisa ancaman hukuman mati. Bisa seumur hidup dan sampai 20 tahun," kata dia. 

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas