Gencarkan Gerakan Jogo Tonggo, Ganjar Pranowo: Bantuan Sosial Jangan Dipakai Rebutan, Memalukan
Gubernur DKI Jakarta, Ganjar Pranowo meminta masyarakat agar tidak memperebutkan bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
Ganjar mengatakan, warga Jawa Tengah bisa saling berbagi sumber pangan agar perekonomian masyarakat terus berjalan.
Baca: Ganjar Pranowo Laporkan 142 Pelajar Sudan yang Minta Izin Bertahan Selama Darurat Corona
"Kita jaga perekonomian tetangga dengan saling berbagi atau bahkan barter."
"Saya punya beras, dia punya ikan, mereka punya sayuran ini kita putar agar perekonomian terus tetap berjalan."
"Saling menjaga agar tetangga kita tetap selamat, bisa makan, bisa merasa aman, dan tentu saja nyaman," paparnya.
Pemerintah Jawa Tengah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,09 triliun untuk penanganan Covid-19.
Namun, menurutnya, anggaran sebesar apapun tidak akan mampu untuk menuntaskan Covid-19.
Baca: Ganjar Pranowo: Korupsi di Masa Pandemi Virus Corona, Laknat Dunia Akhirat!
Untuk itu, cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi pandemi ini adalah dengan menggandeng masyarakat.
Selain itu, juga mengoptimalkan peran swasta dan seluruh pihak yang peduli untuk menyelesaikan pandemi ini secara pantaheliks.
Ganjar menjelaskan, Satuan Tugas (Satgas) Jogo Tonggo ini, mengonsolidasikan dan mensinergikan seluruh kegiatan organisasi kelompok sosial.
Sumber daya manusia (SDM) yang dikerahkan untuk menanggulangi pandemi Covid-19 ini yakni, 1,3 juta lebih kader PKK, 500 ribu lebih Dasa Wisma, 230 ribu lebih satlinmas.
Selain itu, 228 ribu lebih kader Posyandu, 55 ribu kelompok tani, 39 ribu kader pemberdayaan masyarakat desa yang dibentuk Pemprov Jawa Tengah.
Kemudian 7.527 bidan desa, 3.370 pendamping desa, 8.229 Gapoktan, 1.123 Tagana, 5.413 penyuluh swadaya dan 540 TKSK.
Baca: Banyak ditawari Proyek Pengadaan Alkes, Ganjar Pranowo Ingatkan Jajarannya Jangan sampai Korupsi
Tak hanya itu, ada juga relawan desa, tokoh panutan, karang taruna, perangkat desa, TNI, Polri serta para ulama dan tokoh agama.
"Potensi yang kita punya ini adalah kekuatan yang harus kita optimalkan dalam melawan dampak pandemi Covid-19 ini," terangnya.