Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Tono 'Bapaknya' Kucing Liar di Pasar Damar Banyumanik, Sekali Siul Puluhan Kucing Berdatangan

Tak lama kemudian siulan Tono disambut ratusan kucing di Pasar Damar Banyumanik Kota Semarang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Tono 'Bapaknya' Kucing Liar di Pasar Damar Banyumanik, Sekali Siul Puluhan Kucing Berdatangan
Iwan Arifianto/Tribun Jateng
Tri Martono bersama kucing jalanan di pasar Damar Banyumanik Semarang, Rabu (10/6/2020) malam. 

Mereka bisa makan dengan lahap dan sehat itu menjadi kepuasan batin tersendiri," terang Tono kepada Tribunjateng.com.

Tri Martono mengobati kucing jalanan yang sedang sakit
Tri Martono mengobati kucing jalanan yang sedang sakit, Rabu (10/6/2020) (TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO)

Tiap malam dia rutin memberikan makanan kepada kucing jalanan yang hidup di lingkungan pasar dan tempat pembuangan sampah (TPS) di wilayah Kecamatan Banyumanik.

Ada 14 titik lokasi dia datangi setiap malam, dengan menghabiskan 5 kilogram pakan kucing dan dua bungkus makanan kucing basah.

"Biasanya saya keluar dari rumah pukul 21.00 WIB, pulang tak menentu, paling awal pukul 23.00, atau jika telat pukul 03.00. Itu jika lagi banyak kucing sakit sehingga harus diobati," paparnya.

Tono menyebut tidak hanya memberikan makan kucing, melainkan juga berupaya mengobati kucing ketika dalam kondisi sakit.

Tidak heran ketika berkeliling, dia membawa tas besar warna hitam yang berisi pakan kucing lengkap dengan peralatan obat-obatan khusus hewan seperti obat luka hewan berbentuk spray, vitamin, obat cacing, salep, obat mata, infus dan lainnya.

"Kucing jalanan hidup di daerah yang kurang bersih sehingga seringkali mereka diserang penyakit seperti cacingan, mata terluka, belatungan dan lainnya.

BERITA TERKAIT

Maka kami selalu bawa obat-obatan agar kucing bisa kembali sehat," jelasnya.

Tono mengungkapkan, keahlian penanganan pertolongan pertama terhadap hewan diperoleh secara otodidak maupun belajar langsung dari dokter hewan.

"Berhubung banyak interaksi dengan dokter hewan, mereka memberi tahu saya cara penanganan medis," ucapnya.

Dia melanjutkan, mulanya konsisten memberi makan kucing yang dia lakukan awal tahun 2019 lalu lantaran spontanitas ingin berbagi sesuatu yang bermanfaat.

Tiba-tiba saja terbersit dalam pikirannya untuk membeli pakan kucing dari uang hasil pekerjaan sambilannya sebagai pekerja seni tato.

"Saya memiliki pekerjaan sambilan menato orang, saya pikir ketika itu uang hasil menato akan selalu habis dan tidak ada manfaatnya.

Maka saat itu saya sisihkan Rp 200 ribu untuk beli pakan kucing dari hasil menato," jelas pria yang memiliki pekerjaan tetap sebagai satpam ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas