Harus Hidup 'dari Darah Orang Lain,' Pasien Thalassemia Cerita Kurangnya Stok Darah saat Pandemi
Annisa, penderita Thalassemia asal Bogor mengeluhkan kekurangan stok darah di massa pandemi virus corona.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Annisa, penderita Thalassemia asal Bogor mengeluhkan kekurangan stok darah di masa pandemi virus corona.
Thalassemia adalah kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor genetika.
Sehingga menyebabkan protein yang ada dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal.
Zat besi yang diperoleh tubuh dari makanan seharusnya digunakan oleh sumsum tulang untuk menghasilkan hemoglobin.
Cerita Annisa itu dibagikan dalam postingan yang diunggah di akun Twitter pribadinya, @annisaoctian.
"Haloo.. Perkenalkan, saya Annisa salah satu pasien Thalassemia di Jakarta. Beberapa teman sekolah saya mungkin sudah tau bahwa saya bisa bertahan hidup dari ‘darah’ orang lain," tulis Annisa.
Annisa mengatakan, selama ini dirinya dan teman-teman Thalassemia lainnya tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan darah.
Stok darah menipis hanya ketika bulan Ramadhan dan biasanya sudah dirinya sudah mengantisipasi hal itu.
Namun, semenjak pandemi Covid-19, lanjut dia, ia dan teman-teman Thalassemia yang lain kesulitan untuk mendapatkan 1-2 kantong darah.
Keadaan tersebut sudah berlangsung selama kurang lebih 4 bulan sejak virus corona mewabah di Indonesia.
"Awalnya saya pikir kami akan mampu bertahan seperti saat melewati bulan Ramadan.
Tapi ternyata situasi ini semakin sulit karena kami harus transfusi darah dalam waktu 2-3 minggu sekali sebanyak 3-4 kantong darah," tulisnya.
Idap Thalassemia sejak usia 6 bulan
Annisa menjelaskan, dirinya sudah mengidap Thalassemia sejak usianya masih 6 bulan.