Harus Hidup 'dari Darah Orang Lain,' Pasien Thalassemia Cerita Kurangnya Stok Darah saat Pandemi
Annisa, penderita Thalassemia asal Bogor mengeluhkan kekurangan stok darah di massa pandemi virus corona.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
Saat itu, dirinya mengalami demam yang tidak kunjung turun.
"Menurut orangtua saya, awalnya itu saya sakit demam tidak turun-turun. Dibawa ke dokter anak, diperiksa lebih lanjut."
"Periksa sumsum tulang, orangtua juga ikut diperiksa. Akhirnya ketauan ada Thalassemia," kata Annisa kepada Tribunnews.com, Jumat (19/6/2020).
Baca: VIRAL Pria Merias Pacarnya untuk Pemotretan Couple, Ternyata Ini Kisah di Baliknya
Sejak saat itu hingga sekarang berusia 26 tahun, Annisa rutin melakukan tranfusi darah.
Annisa mengungkapkan, jika dirinya terlambat melakukan transfusi darah maka kepalanya akan terasa pusing dan badannya lemas.
"Kalau telat, yang paling kerasa itu pusing dan lemas. Ibarat handphone yang lowbat, jadi harus di-charge," terangnya.
Kesulitan yang dirasakan selama pandemi Covid-19
Annisa mengungkapkan, selain stok darah yang menipis, kesulitan lain yang dihadapinya di tengah pandemi Covid-19 adalah susahnya akses rumah sakit.
Sebab, menurut Annisa, jam operasional pelayanan poli Thalassemia menjadi berkurang.
"Lalu kendaraan umum juga kan hanya sampai jam 6. Jadi kita terburu-buru dan jadi berlarut-larut prosesnyaa," ungkap Annisa.
Baca: Kisah Video Viral Driver Ojol Cewek: Terharu dan Menangis Saat Dapat Surprise dari Rekan Seprofesi
Tak pernah alami kesulitan mendapatkan darah sebelumnya
Kepada Tribunnews.com, Annisa mengungkapkan tujuannya membagikan cerita tersebut di akun Twitter pribadinya.
Menurut dia, selama ini dirinya dan teman-teman Thalessemia tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan darah.
Saat kondisi normal, lanjut dia, stok darah biasanya kosong saat bulan Ramadhan dan libur sekolah.