Cerita Warga Aceh Tak Rela Kapal Rohingya Menjauhi Pantai: Tarik Kemari, Kami yang Beri Makan
Saat penarikan kapal itulah warga mulai menyuarakan protes. Mereka menolak kapal ditarik menjauh dari tepi pantai.
Editor: Dewi Agustina
Sekitar 20 menit kemudian, kapal akhirnya kembali ditarik mendekat ke tepi pantai.
Warga pun semakin ramai menyaksikan kapal imigran tersebut, memenuhi pondok-pondok yang ada di tepi pantai.
Atas kondisi tersebut, pihak keamanan pun memasang garis pengaman di tepi pantai, agar warga tidak bisa mendekat.
Baca: Cerita Pengungsi Rohingya Terkatung-katung di Laut, Jenazah Dibuang ke Laut di Malam Hari
Baca: Amnesty International: Kepedulian Masyarakat Aceh pada Rohingya Harus Didukung Pemerintah Pusat
Disamping itu, atas dasar rasa solidaritas, warga Lancok juga menggalang bantuan dari masyarakat yang datang.
Koordinator Penggalang Dana, Azhari Tayeb, menyebutkan, penggalangan dana sudah dimulai sejak pukul 13.00 WIB. Tahap pertama sudah terkumpul uang mencapai Rp 1,3 juta.
"Tahap awal kita sudah order nasi 100 bungkus, rencana akan kita kasih ke imigran sore nanti. Lalu beberapa dus air mineral sudah kita bawa ke kapal mereka, termasuk lima bungkus rokok," katanya.
Menjelang sore atau sekitar pukul 16.00 WIB, warga akhirnya sepakat menurunkan para imigran.
Kapal ditarik menggunakan satu boat nelayan menuju ke tepi pantai.
Setelah merapat, warga menurunkan mereka satu per satu, dimulai dari anak-anak, kaum perempuan, dan terakhir kaum laki-laki.
Setelah itu, mereka dikumpulkan di sebuah lokasi.
Tapi dikarenakan cuaca hujan yang disertai petir, para imigran Rohingya dibawa berteduh di pondok-pondok tepi pantai tersebut.
Sebagian terlihat menangis, dan sebagian lainnya terkulai lemas.
Seiring upaya penyelamatan yang dilakukan warga, desakan agar Pemerintah menyelematkan para imigran Rohingya itu pun semakin menguat.
Desakan antara lain disuarakan oleh Anggota DPD RI asal Aceh, Fachrul Razi MIP dan Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin.