Cerita Pria Curi Ponsel Agar Anaknya Bisa Belajar Online: Kalau Niat Nyuri, Semua Barang Saya Ambil
A mengaku kenal dengan orang yang HP-nya ia curi. Ia juga sering disuruh membantu di rumah korban.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, firman Wijaksana
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Seorang pria di Kabupaten Garut terpaksa mencuri telepon seluler agar anaknya dapat tetap mengikuti pembelajaran secara daring yang digelar sekolah selama masa pandemi.
Kisah menyayat ini diungkapkan Ahmad Teguh (34), warga kampung Cilelang, Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler.
Ahmad mengatakan, saat itu ia sebenarnya bermaksud mencari ponsel milik ayahnya yang hilang.
Ponsel tersebut hilang saat disimpan di rumah beberapa hari lalu. Ayahnya bahkan sempat melaporkan kasus kehilangan ponsel ini ke kantor polisi.
Karena penasaran, Ahmad pun mencoba mencari ponsel itu dengan menggunakan aplikasi pelacakan.
"Saat dicari, HP-nya masih aktif," kata Ahmad saat ditemui di salah satu kafe di Garut, Selasa (4/8/2020).
Ahmad pun akhirnya menemukan lokasi HP ayahnya itu. Jaraknya tak terlalu jauh dari rumah ayahnya. Beda desa, tapi masih satu kecamatan.
Namun betapa kagetnya Ahmad saat mengetahui HP ayahnya itu berada di sebuah gubuk kecil.
Ahmad, yang datang bersama seorang temannya, lantas mengetuk pintunya dan meminta izin masuk ke rumah tersebut.
"Awalnya, sih, kalau HP-nya ada, pelaku pencurian mau saya bawa ke kantor polisi. Cuma setelah ketemu, kok jadi sedih dan ada rasa kasihan," katanya.
Di dalam rumah, kata Ahmad, terdapat pasangan suami-istri dengan tiga anak.
Baca: Tak Punya Smartphone untuk Belajar Online, Dimas ke Sekolah Sendirian
Rumah itu berukuran sekitar 4x6 meter persegi dan terbuat dari bilik bambu. Tak banyak perabotan di dalam rumah. Hanya ada satu lemari pakaian dan lemari piring yang sudah usang.
Kondisi rumahnya pun sangat sederhana.