Keluarga Pasien di RS Grand Med Ngamuk, Darah yang Dibeli Tak Kunjung Diberikan, Nyaris Adu Jotos
Keluarga pasien di Rumah Sakit Grand Med Lubukpakam mengamuk. Mereka kesal dengan pelayanan rumah sakit.
Editor: Miftah
Beralasan Sudah Sesuai SOP
Humas RS Grand Med Lubukpakam Emra Sinaga beralasan pihak rumah sakit sudah bertindak sesuai SOP.
Kata Emra, memang pasien atas nama Buyung Uning didiagnosa mengalami pendarahan di bagian kepala.
Kemudian, kata Emra, masalah ini dikonsultasikan pada dokter spesialis saraf bernama Robet.
"Kemudian dilakukan pemeriksaan dan dikonsulkan lagi ke bedah saraf Dispahan."
"Dari dokter Dispahan ini akan dilakukan tindakan, tapi melihat dari hasil labnya, kondisi pasien tidak memungkinkan untuk dioperasi, sehingga diberikan obat-obatan," kata Emra.
Soal darah, lanjut Emra, memang pihak keluarga sempat memintanya.
Namun perawat mengatakan darah tidak bisa dikembalikan.
Jadi, kata Emra, Mahendra dan adiknya datang lagi ke rumah sakit.
"Tadi uangnya tidak kami kembalikan. Tapi darahnya kalau diminta, akan kami berikan."
"Karena darahnya sudah diambil dan sudah diproses."
"Ini pasien umum bukan BPJS," kata Emra.
Mengenai darah tadi, itu hanya bertahan selama lima hari.
Dia pun membantah jika rumah sakit sengaja menahan-nahan darah yang sudah dibeli Mahendra.
"Kalau mau menuntut silakan saja. Yang jelas dokter kami bekerja sesuai prosedur," kata Emra, sembari mengatakan bahwa keributan berawal saat Mahendra memukul meja.(dra)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Keluarga Pasien Ngamuk Minta Darah yang Dibeli di RS Grand Med Lubukpakam, Tim Medis Dituding Lalai"