Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Gadungan Tewas di Tahanan, Keluarga Mengaku Diteror saat Pertanyakan Kejanggalan Kematiannya

Beberapa kali orang yang tidak dikenal oleh keluarga dan mengaku sebagai petugas menghubungi Sri Rahayu melalui sambungan telepon.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Polisi Gadungan Tewas di Tahanan, Keluarga Mengaku Diteror saat Pertanyakan Kejanggalan Kematiannya
Tribun Medan/Victory Arrival Hutauruk
Keluarga tahanan polisi gadungan yang meninggal tak wajar di Polsek Sunggal, Sri Rahayu mengaku diteror oleh oknum petugas usai melaporkan kasus tersebut ke Polda Sumut. 

Sebelumnya, LBH Medan menduga ada kejanggalan dalam kasus kematian dua tahanan Polsek Sunggal atas nama Joko Dedi Kurniawan dan Rudi Efendi.

Sebelumnya, berdasarkan laporan keluarga tersangka kepada pihak LBH Medan, ditemukan kejanggalan terhadap kematian dua tahanan tersebut, karena ada luka di kepala dan dada, kulit tangan terkelupas dan sekujur badan kondisi membiru.

Badan Tegap dan Segar

Sebelumnya, dua tersangka polisi gadungan yakni Rudi Efendi (40) dan Joko Dedi Kurniawan (36) yang ditangkap Polsek Sunggal Polrestabes Medan tewas di tahanan.

Keduanya merupakan pelaku pencurian dengan kekerasan (curas) yang menyamar menjadi polisi.

Mereka beraksi di kawasan Jalan Ringroad, Kelurahan Asam Kumbang, Medan pada 8 September 2020.

Kedua keluarga korban yang merasa terdapat kejanggalan terhadap kematian keduanya mendatangi Kantor LBH Medan untuk meminta kuasa terkait kejadian tersebut, Senin (5/10/2020) siang.

Berita Rekomendasi

Informasi yang dihimpun Tribun dari wawancara keluarga, Rudi Efendi merupakan warga Jalan Laut Dendang Kenari XII, Percut Sei Dendang, Percut Sei Tuan, Deliserdang yang meninggal pada 26 September 2020.

Baca juga: Polisi Gadungan Beraksi di Jakarta Timur, Culik 3 Pegawai Toko Bunga

Joko yang merupakan warga Pasar Dua Saentis, Percut Sei Tuan, Deliserdang meninggal pada 2 Oktober 2020 lalu.

Sunarsih, istri korban Joko mengatakan, dirinya merasa janggal atas kematian suaminya tersebut karena saat ditangkap dalam keadaan sehat.

Ia menduga suaminya mengalami kekerasan hingga berbekas lebam di bagian kepala dan dada.

"Suami saya Joko, ya waktu ditangkap badannya segar. Cuma ada lebam di kepala dan dadanya sakit. Di situ di sel katanya sudah tidak ada langsung dibawa ke rumah sakit. Saya merasa janggal saja minta keadilan supaya diusut. Diduga tewas karena kekerasan dan tidak wajar," tuturnya saat diwawancarai Tribun.

Ia menyebutkan terakhir kali bertemu suaminya mengeluhkan sakit kepala.

"Badannya sakit, kepalanya sakit. Hari Kamis terakhir saya dikabari polisi talu di situ cuma nengok aja. Kondisinya sakit gitu kayak orang pucat, kata polisi karena sakit paru-paru," ujar dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas