KDRT Memilukan Tahun ini, Sejumlah Peristiwa Ibu Bunuh Anak di Tanah Air
Sri Lestari (37), Warga Dusun Kedung Bulus, Desa Sumber Kembar, Kecamatan Binangun, Blitar, Jawa Timur, membunuh bayinya
Penulis: Hendra Gunawan
NSW (27) seorang ibu rumah tangga di Kota Pekanbaru ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Senin (16/11/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.
Tragisnya, di dalam rumah tersebut, dua anak NSW yakni NAG berusia 2 tahun dan DAG bayi berusia 6 bulan juga ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mulut berbusa.
Diduga kuat, mereka dibunuh oleh NSW sebelum ibu tiga anak itu gantung diri. Sementara bayi kembaran DAG ditemukan dalam kondisi hidup. Ia kemudian dilarikan ke klinik kesehatan agar segera mendapatkan perawatan.
Ditemukan oleh suami Jenazah NSW pertama kali ditemukan oleh suaminya, PNG (28). Saat pulang ke rumah, ia melihat kondisi rumahya gelap.
Setelah masuk rumah, PNG berteriak minta tolong dan berlari keluar rumah. Saksi dari warga sekitar berdatangan dan masuk ke dalam rumah.
Di bagian dapur, saksi melihat NSW dalam keadaan tergantung kain. Warga kemudian menurunkan jasad NSW dan meletakkan di ruang tengah.
Selain itu warga juga menemukan tiga anak pasangan NSW dan PNG di dalam kamar utama. Dua orang sudah meninggal dunia, dan satu bayi yang masih bernafas langsung dievakusi ke klinik terdekat.
Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Pihak Polsek Tenayan kemudian melakukan olah TKP. Sementara tiga jenazah dibawa ke RS Bahayangkara, Polda Riau.
"Dugaan sementara memang, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) kita, bahwa kemungkinan besar dua anaknya meninggal karena dikasih racun. Namun masih kita pastikan, nanti dari hasil autopsi akan diketahui," kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, AKP Juper Lumban Toruan dilansir dari Tribun Pekanbaru.
Polresta Pekanbaru melakukan olah TKP pada kasus ibu bunuh dua anaknya lalu gantung diri di Jalan Palembang, Kelurahan Sialang Rampai, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (16/11/2020).
Sementara itu Kasubag Humas Polresta Pekanbaru Iptu Polius Hendriawan membenakan kejadian tersebut. Ia mengatakan, sebelum tewas, NSW menulis selembar kertas yang berisi pesan khusus. Selembar surat tersebut ditemukan di atas selimut dua orang anaknya yang telah meninggal dunia di tempat tidur.
"Maafkan aku, aku pergi, biarlah anak-anak ikut bersamaku," isi surat tersebut.
"Korban diduga membunuh dua anaknya lalu gantung diri. Namun, saat ini masih dilakukan penyelidikan oleh Polsek Tenayan Raya," kata Polius kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Selasa (17/11/2020).
Selain menemukan selembar surat, Polsek Tenayan bersama tim Identifikasi Polresta Pekanbaru juga menemukan barang bukti kain panjang, satu buah kursi, susu bayi, dan ponsel korban.
"Yang meninggal dunia anak pertama perempuan berusia dua tahun dan bayi laki-laki berusia enam bulan," kata Polius.
Gorok Tiga Balitanya di Nias
Warga Dusun II Desa Banua Sibohou Kecamatan, Namohalu Esiwa, Kabupaten Nias Utara digemparkan dengan pembunuhan tiga bocah balita oleh ibu kandungnya sendiri.
Tiga bocah berinisial YL (5), SL (4), DL (2) dibunuh oleh ibunya sendiri saat yang lain sedang pergi ke TPS mencoblos pilkada, Rabu (9/12/2020).
Ketiga korban tersebut balita berjenis kelamin laki-laki yang tinggal di rumah orangtuanya Desa Banua Sibohou Kecamatan, Namohalu Esiwa, Kabupaten Nias Utara.
Humas Polres Nias, Iptu Yasden Hulu menyebutkan identitas pelaku adalah ibu kandung korban berinisial MT berumur 30 tahun bekerja sebagai petani.
Ia menjelaskan kronologi kejadian yang diperkirakan terjadi pada Rabu (9/12/2020) pukul 09.00 WIB.
Saksi kakek ketiga korban bernama Faomambòwò Lahagu, nenek Setiani Zega, anak sulung pelaku dan ayah korban Nofedi Zega berangkat bersama ke TPS II Desa Banua Sibohou untuk melakukan pencoblosan terhadap Calon Bupati dan Wakil Bupati Nias Utara.
"Sebelum keempatnya berangkat mereka pamit terlebih dahulu kepada pelaku Inisial MT dan para korban," jelasnya Yasden kepada tribun-medan.com/tribunmedan.id, Kamis (10/12/2020).
Selanjutnya pada pukul 12.00 WIB, kakek, nenek dan kakak korban pulang kerumah sedangkan ayah korban masih tinggal di Lokasi TPS.
Kemudian sekitar pukul 13.30 WIB ketiganya sampai di rumahnya dan mereka langsung masuk ke dalam rumah melalui pintu depan rumah yang belum dikunci oleh pelaku.
"Setibanya di dalam rumah para saksi melihat ketiga orang korban dalam keadaan terluka dan tidak bernyawa dengan posisi luka gorok dileher.
Sedangkan pelaku MT berada disamping ketiga korban dengan posisi tidur terlentang dan sebilah parang berada di samping pelaku," tutur Yasden.
Melihat kejadian tersebut para saksi kaget dan ketakutan sehingga kakak korban langsung menelpon ayahnya Ama Fani yang rumahnya berada sekitar 30 meter dari rumah mereka untuk memberitahukan kejadian tersebut.
Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB ayah korban sampai di rumah dan langsung masuk ke kamar dan melihat ketiga anak kandungnya dalam keadaan tidak bernyawa dan mengalami luka gorok di leher.
"Pada hari itu juga Rabu 09 Desember 2020 sekira pukul 17.00 WIB, personil Polsek Tuhemberua mendapat informasi telah terjadinya peristiwa pembunuhan dan selanjutnya Kapolsek Tuhemberua AKP Ibe J Harefa dan Personil Polsek Tuhemberua bersama dengan Kasat Reskrim Polres Nias AKP Junisar R Silalahi menuju tempat kejadian tersebut," tuturnya.
Yasden menyebutkan bahwa modus pembunuhan yang dilakukan dengan cara menggorok leher anak-anak tersebut hingga nyaris putus.
"Menggorok leher dengan menggunakan sebilah parang hingga ketiga korban meninggal dunia," pungkasnya. (vic/tribun-medan.com)
Dikira Bangkai Anak Kambing
Sorang ibu berinisial P (42) di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tega membunuh bayi yang baru dilahirkannya.
Kini, ia telah ditetapkan sebagai tersangka dengan dugaan membekap mulut dan hidung anaknya hingga tewas.
Suami pelaku ternyata yang menguburkan jasad bayi tersebut.
Namun, sang suami mengaku tidak mengetahui jika yang dikuburkan adalah bayi.
Ia mengira yang dikubur adalah anak kambing.
Peristiwa itu terjadi di Dusun Sanggrahan, Desa Mojotengah, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.
Kasus tersebut terus dikembangkan oleh Unit Reskrim Polsek Kedu bersama Satreskrim Polres Temanggung untuk membongkar yang terlibat dalam pembunuhan.
Suami tersangka, TH (42) yang menguburkan jasad anaknya hingga kini masih menjadi saksi perkara.
TH sendiri menjelaskan, ia mengaku tidak mengetahui bahwa yang dikuburkannya adalah seorang bayi juga anaknya.
Baca juga: Ibu Bunuh Bayi dalam Kandang Kambing, Alami Pendarahan setelah Melahirkan
Katanya, ia pikir benda berbalut selendang dilapisi karung plastik yang ditemukannya adalah bangkai anak kambing.
Atas dasar itu, TH mengaku sesegera mungkin menguburkannya di pekarangan tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Saya sama sekali tidak membuka buntelan (bungkusan) itu.
Langsung saya ambil cangkul dan menguburnya," terangnya di Mapolsek Kedu, Selasa (15/12/2020).
Penguburan jasad bayi itu, menurut TH terjadi pada, Jumat (11/12/2020) lalu.
Katanya, ia baru pulang dari sawah dan menemukan bungkusan berbau di dekat pintu rumah bagian dalam.
Diduga bangkai kambing yang sengaja diletakkan orang di rumahnya, TH pun bergegas menguburkan bungkusan tersebut tanpa melakukan pengecekan.
"Waktu itu saya pergi ke sawah, pulang-pulang ada buntelan (bungkusan) di dekat pintu, udah bau.
Tak kira batang (bangkai) cempe (anak kambing), saya kuburkan," tuturnya.
Perihal penemuan bungkusan itu, TH menceritakan kepada warga sekitar, serta menanyakan siapa yang sudah menaruh dugaan bangkai anak kambing di rumahnya.
Atas pertanyaan dari TH, warga pun bersama ketua RT setempat mengajak TH untuk melihat langsung bangkai anak kambing yang dimaksudkan.
"Kemudian dibongkar sama pak RT dan warga tempat saya menguburkan, ternyata bayi. Saya sama sekali tidak tahu," ujarnya.
Diketahui, korban merupakan bayi berjenis kelamin laki-laki yang dilahirkan pada, Kamis (10/12/2020) dari rahim seorang ibu berinisial P(42).
Korban merupakan anak ke-4 dari pasangan P dan TH.
Anak pertamanya sudah menikah dan dikaruniai seorang anak, sedangkan anak kedua dan ketiga saat ini menempuh pendidikan di pondok pesantren dan sekolah SD.
"Saya tahu bayi ya setelah dibongkar warga, sama sekali tidak tahu," ucapnya.
TH mengaku tidak mengetahui kalau istrinya hamil.
Katanya, saat itu, ia sibuk bekerja untuk menafkahi keluarganya.
TH pun mengaku sudah jarang tidur bersama sang istri dalam beberapa pekan terakhir.
"Saya sudah jarang tidur satu kamar dengan istri akhir-akhir ini.
Dia tidak mau kalau saya temani, saya juga tidak tahu kalau (dia) hamil karena badan istri saya juga agak gemuk.
Ditanya hamil tidak, dia jawab tidak hamil," jelas TH.
Bapak 4 anak itu pun mengaku terpukul karena anak keempatnya kini sudah meninggal.
Ia mengaku heran kepada sang istri yang tega membunuh anak kandungnya usai dilahirkan.
Kini, TH masih merawat sang istri di RSUD Temanggung karena mengalami gejala komplikasi usai melahirkan.
Kasus tersebut hingga kini masih dalam penanganan Unit Reskrim Polsek Kedu bersama Satreskrim Polres Temanggung.