Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanah Bergerak Membentuk Rekahan yang Terus Membesar di Aceh Besar

Mengutip keterangan warga setempat, pergerakan tanah itu semakin meluas dengan lebar rekahan antara 10 hingga 40 cm

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Tanah Bergerak Membentuk Rekahan yang Terus Membesar di Aceh Besar
Istimewa/Dok FK Tagana Ciamis
ILUSTRASI - Keadaan rumah yang rusak akibat pergerakan tanah di RT 02/10, Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Ciamis, Sabtu (2/1/2021) pukul 19.00. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia  Asnawi Luwi

TRIBUNNEWS.COM, ACEH BESAR - Masyarakat Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar heboh fenomena tak lazim yaitu pergerakan tanah hingga membentuk rekahan besar memanjang, Selasa (12/1/2021). 

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar melalui petugas Pusat Pengendalian Operasi-Penaggulangan Bencana (Pusdalops-PB), Ikbal dalam keterangan tertulisnya yang diterima Serambinews.com menyebutkan, fenomena pergeseran struktur tanah itu terjadi di permukiman masyarakat Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie.

Menurut Ikbal, fenomena itu sudah terjadi sejak Minggu, 10 Januari 2021.

Dalam perkembangan selanjutnya, sebuah rumah di sekitar rekahan tanah terancam ambruk. 

Mengutip keterangan warga setempat, pergerakan tanah itu semakin meluas dengan lebar rekahan antara 10 hingga 40 cm.

Merespons laporan tersebut, pihak BPBD Aceh Besar di bawah koordinasi Kabid Darurat Logistik langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan asesmen awal dan pendataan.

BERITA TERKAIT

"Tim sudah turun ke lapangan dan sudah melaporkan fenomena itu ke pimpinan. Selanjutnya BPBD Aceh Besar akan berkoordinasi dengan instansi terkait," kata Ikbal.

Fenomena Tanah Bergerak

Fenomena tanah bergerak atau likuifaksi sempat menggemparkan Indonesia pascagempa di Palu pada 201.

Seperti diketahui, akibat gempa berkekuatan 7,7 SR dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah, ratusan orang meninggal dunia.

Selain menimbulkan korban jiwa yang tak sedikit, rusaknya ribuan rumah warga, gempa juga memunculkan fenomena lumpur dan tanah bergerak.

Ini terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dekat perbatasan Palu.

Hal ini terungkap lewat postingan video almarhum Sutopo Purwo Nugroho saat ia menjabat Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, di akun twitter-nya, @Sutopo_PN pada Minggu, (29/9/218).

Baca juga: 33 Unit Keran Masjid di Aceh Timur Dirusak, Tak Disangka Ini Sosok Pelakunya

"Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan," tulis Sutopo.

Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan. 

Mengutip laman Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) sejalan dengan penjelasan Sutopo, likuifaksi adalah proses yang membuat tanah kehilangan kekuatan dengan cepat. 

Daya dukung tanah juga menurun, akibat gempa maupun guncangan lainnya.

Pada video tersebut tampak, tanah yang telah menjadi lumpur bergerak menyeret benda-benda di atasnya.

Pohon, rumah, bahkan tiang listrik pun terbawa oleh tanah yang bergerak.

Diketahui, fenomena likuifaksi juga sempat terjadi di Yogyakarta pada Mei 2006 lalu akibat gempa, termasuk di daerah Pleret, Bantul.

Efek yang dapat ditimbulkan dari adanya fenomena ini adalah menurunnya permukaan tanah di tempat yang terjadi likuifikasi.

Permukaan tanah bisa menjadi dekat atau malah berada di bawah muka air tanah.(*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Heboh di Aceh Besar, Tanah Bergerak Membentuk Rekahan Besar di Gampong Lamkleng Kuta Cot Glie

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas