Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gempa di Majene, Pengungsi Kekurangan Logistik, Mereka Butuh Makanan hingga Air Bersih

Majene, Sulawesi Barat, diguncang gempa dengan kekuatan 6,2 SR, Jumat (15/1/2021) dini hari.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Gempa di Majene, Pengungsi Kekurangan Logistik, Mereka Butuh Makanan hingga Air Bersih
Tribun Timur/Nurhadi
Warga mengungsi setelah gempa landa Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari. Anak-anak hingga lansia mengungsi ke Bukit Tinggi Kecamatan Ulumanda. Mereka mulai kekurangan logistik. 

TRIBUNNEWS.COM - Majene, Sulawesi Barat, diguncang gempa dengan kekuatan 6,2 SR, Jumat (15/1/2021) dini hari.

Warga Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, kemudian memilih mengungsi ke Kota Tinggi, Desa Sulai, Kecamatan Ulumanda.

Namun, di pengungsian, mereka kekurangan logistik. Hingga saat ini belum semua pengungsi tersentuh bantauan.

Nadira, seorang pengungsi, mengaku saat ini mereka butuh makanan siap saji. Misalnya mi instan, air bersir, dan kebutuhan lainnya.

"Termasuk kebutuhan bayi pak, seperti popok. Kemudian obat-obatan," kata Nadira kepada Tribun Timur.com.

Baca juga: Warga Malunda Majene Pilih Kosongkan Kampung Khawatir Terjadi Gempa Susulan

Selain itu warga juga butuh terpal karena kondisi saat masih hujan deras.

"Kemudian orangtua kasihan sama anak-anak sangat butuh selimut untuk tidur," lanjut Nadira.

Berita Rekomendasi

Dia mengatakan semua warga meninggalkan rumah dan belum ada rencana untuk kembali ke rumahnya.

Pengungsi di Mamuji 2094
Pengungsi di Mamuju, Sulawesi Barat, kekurangan makanan, Jumat (15/1/2021).

"Semoga pemerintah segera menurunkan bantuan. Semua warga sekarang belum makan," ujarnya.

Setali tiga uang dengan pengungsi di Mamuju, Sulawesi Barat, kondisinya juga memprihatinkan.

Mereka mulai kelaparan karena kekurangan bahan makanan.

"Masyarakat banyak mengungsi di daerah perbukitan. Seperti khusus Thamrin dan Stadion, kemudian Padang Baka," kata Lukman Rahim seorang warga yang dihubungi Tribun Timur lewat whatsapp.

Kata Lukman warga mendirikan posko alakadarnya dalam situasi cuaca ekstrim (hujan deras).

"Sampai sekarang hujan tidak pernah berhenti. Apalagi banyak anak-anak, rata-rata mereka hanya pakai terpal. Baguslah yang tinggal di rumah orang, itupun hanya diteras, tidak mau masuk rumah karena takut. Nah inikan memprihatinkan," ujar Lukman.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas