Ini yang Memicu Fenomena Munculnya Awan Arcus di Langit Bandara YIA Kulon Progo
Awan Arcusmemanjang dari Bantul hingga perbatasan Purworejo dan berada di sekitar pesisir dengan ketinggian antara 200-600 kaki
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, KULON PROGO – Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono angkat bicara terkait fenomena awan Arcus tampak di langit Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia menyebut fenomena terjadi karena pertemuan masa udara hangat dari laut dan masa udara dingin dari darat dan pegunungan.
“Pertemuan itu menciptakan awan yang kami menyebutnya sebagai roll cloud karena memiliki bentuk memanjang,” kata Warjono via telepon, Jumat (15/1/2021).
Warjono menerangkan, radar cuaca menangkap pembentukan roll cloud itu pada pukul 07.00 hingga 08.20 WIB.
Awan Arcus yang terjadi pagi sebenarnya memanjang dari Bantul hingga perbatasan Purworejo dan berada di sekitar pesisir dengan ketinggian antara 200-600 kaki.
“Puncaknya bisa sampai enam kilometer. Tebal juga. Sifatnya (awan) memanjang mengikuti bentuk pegunungan di pesisir,” kata Warjono.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG di Jawa Tengah Besok, 16 Januari 2021: Solo Berawan Seharian
Roll cloud banyak terjadi di wilayah tropis dan terpantau pada pagi dan sore hari.
Biasanya, kemunculan awan disertai hujan dan angin kencang atau turbulensi.
Warjono mengungkapkan, pada kasus awan tadi pagi, hujan deras dan angin kencang justru terjadi di sekitar Bantul.
Sementara di sekitar YIA hanya hujan dan tidak terpantau angin kencang.
“Kita memantau dengan radar cuaca dan AWOS. Pada wilayah bandara tidak ada pergerakan angin signifikan yang mempengaruhi penerbangan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG di 33 Kota, Sabtu 16 Januari 2021: Mamuju dan Banjarmasin Hujan Ringan
Turbulensi tapi low atau anginnya tidak kencang, tapi terjadi hujan,” kata Warjono.
Cuaca seperti itu tidak berpengaruh pada penerbangan pesawat besar di YIA.
“Kalau di bandara sangat ngefek pada pesawat kecil. Kalau di YIA kan yang beroperasi pesawat besar dan kebetulan sedang standby saat terjadi fenomena,” katanya. (*)