Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Besar, Pohon-pohon Tumbang, Sejumlah Makam Rusak
Beberapa kuburan tua patah bingkai betonnya. Batu nisan pun banyak yang terguling dari posisi awalnya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi, Yarmen Dinamika
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Hujan deras mengguyur Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Selasa (19/1/2021) malam hingga Rabu (20/1/2021) dini hari.
Akibatnya, blok longsoran di desa itu semakin parah kondisinya.
Selain turunnya semakin dalam (mencapai 2,8 meter), rekahannya pun semakin lebar dan panjang (lebih dari 300 meter).
Banyak pula pohon di blok longsoran itu yang tumbang, di antaranya pohon hagu dan asam jawa.
Pepohonan ini tercabut hingga ke akarnya. Tinggal menunggu waktu saja untuk dipotong.
Rumpun bambu yang tumbuh rimbun di tebing sungai malah sudah duluan terjungkal.
Semua tumbangnya ke arah sungai.
Baca juga: Gubernur Kalsel Ancam Polisikan Warga yang Viralkan Video Parodi? Begini Jawaban Sekda di Mata Najwa
Baca juga: Di Mata Najwa, Parodi Gubernur Kalsel yang Viral di WhatsApp Diulas Najwa Shihab, Ada Langkah Hukum?
Selain itu, terbentuk pula alur air baru di blok longsoran itu, mirip anak sungai, yang airnya mengalir ke Sungai (Krueng) Aceh yang melintasi desa tersebut.
"Memang muncul alur baru, tapi itu bukan aliran sungai atau anak sungai, melainkan tanahnya yang amblas, lalu digenangi air hujan," kata Dr Syamsidik, peneliti senior di Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (USK).
Menurutnya, alur air yang terbentuk di blok longsoran itu terjadi di lokasi perkuburan warga.
Beberapa kuburan tua patah bingkai betonnya. Batu nisan pun banyak yang terguling dari posisi awalnya.
"Namun, sejauh ini belum ada makam yang kerangka di dalamnya terlihat dari luar," kata Syamsidik.
Ia melaporkan kondisi terkini Gampong Lamkleng itu kepada Serambinews.com, Rabu (20/1/2021) petang, sekembali dari lokasi bersama tim survei dari USK.