Pemilik Warung Mengamuk saat Dirazia Petugas, Ancam dan Tabrakkan Mobil, Kini Dilaporkan ke Polisi
Seorang pemilik warung mengamuk saat dirazia petugas. Bahkan, pemilik warung tersebut juga mengancam petugas dan sempat mencari pisau.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Petugas gabungan Satpol PP, TNI, Polri, dan Dishub menyasar sejumlah warung, guna menerapkan Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Tuban, Sabtu (30/1/2021), malam.
Kegaduhan pun terjadi, saat Tatak pemilik warung kopi di Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, tak terima didatangi petugas.
Bahkan, mobil Dinas Kasatpol PP Tuban, Heri Muharwanto, sempat dihadang.
Tak hanya itu, kap mobil juga digedor-gedor, begitupun dengan pintu dan kaca pintu samping tempatnya duduk tak luput dari gedoran.
Baca juga: Pengunjung Kafe di Gresik Kocar-kacir Dirazia Petugas, Puluhan Lainnya Jalani Rapid Test Antigen
"Saya dipaksa untuk keluar dari mobil tapi tidak saya hiraukan, iya mobil dihadang dan digedor," kata Heri saat ops yustisi di tempat wisata, Minggu (31/1/2021).
Dia pun bercerita, saat berada di dekat ruangan kasir, pemilik warung wrong way mengatakan mana pisauku.
Lalu Tatak masuk di ruangan kasir mencari pisaunya tapi tidak ketemu.
Selanjutnya keluar lagi melabrak Petugas dari Dishub.
"Saya mengetahui dan mendengar pemilik tanya pisau, itu di bagian kasir," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Tatak pemilik warung wrong way mengamuk saat ops yustisi, Sabtu (30/1/2021), malam.
Bahkan tiba-tiba ia menyalakan mobil pikap miliknya nopol S 8646 HJ, lalu menabrakkan mobil pikap ke arah mobil truk petugas hingga terjadi kerusakan ringan.
"Saya tidak terima, aku cari petugas dishub yang memukul perutku," kata Tatak.
Selain mengamuk dan melawan petugas, pemilik warung berambut pirang itu juga meneriakkan kata-kata bernada mengancam petugas.
Bahkan ia juga melajukan mobilnya ke arah truk petugas lain yang masih berada di halaman depan warkop miliknya, dan hampir mengenai beberapa petugas.
Baca juga: Gara-gara Gadai HP, Pria Mabuk Ngamuk Minta Uang Rp 200 Ribu, Satu Keluarga Dianiaya Pakai Samurai