Temuan Terowongan di Proyek Bendungan Tamblang Buleleng, Berusia 950 Tahun dan untuk Pengaturan Air
Yang ditemukan adalah terowongan artifisial, terowongan buatan, yang dimanfaatkan untuk keperluan tertentu saat itu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Proyek pembangunan Bendungan Tamblang di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng menemukan sebuah terowongan yang ditemukan tidak sengaja dan lokasinya berada di Tukad Aya.
Kepala Balai Arkeologi Bali, I Gusti Made Suarbhawa mengatakan, lokasi penemuan terowongan ini lebih dekat dengan Desa Sawan jika dibandingkan dengan Desa Tamblang.
Saat proses pembuatan badan bendungan, para pekerja proyek menemukan lobang dan setelah dicek secara hati-hati akhirnya ditemukan berupa terowongan pada sisi barat tebing Tukad Aya.
Setelah adanya penemuan lubang tersebut, pihak pelaksana proyek akhirnya berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng.
Dari peninjauan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, memang betul bahwa temuan tersebut merupakan terowongan.
"Setelah koordinasi lebih lanjut, kami memutuskan untuk study visit ke sana dengan menerjunkan tim kecil, ternyata ya memang itu adalah terowongan artifisial, terowongan buatan, yang dimanfaatkan untuk keperluan tertentu," kata Suarbhawa saat dihubungi Tribun Bali dari Denpasar, Rabu 24 Februari 2021.
Baca juga: POPULER Kisah Mobil Avanza Tersesat di Hutan | Wanita di Buleleng Bali Tewas Setelah Bercinta
Suarbhawa menuturkan, dari dimensi yang masih terlihat ada persamaan bentuk dengan terowongan yang ada di Pura Lebah di Desa Suwug dan Desa Sangsit yang keduanya berada di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.
Meskipun terowongan tersebut sedikit memiliki variasi, Suarbhawa menduga bahwa terowongan tersebut dipakai untuk pengaturan air oleh para leluhur jauh sebelum generasi saat ini.
Pasalnya terowongan ini memiliki angka tahun yang hampir sama dengan yang ada di Desa Sangsit yang berangka sekitar tahun 933 caka atau 1071 masehi.
"Kalau dilihat angka tahunnya itu kan pemerintahan Raja Anak Wungsu.
Ini menjadi perhatian yang cukup menarik, terowongan itu mengapa pada abad ke 11 sudah ada upaya pembuatan terowongan," terangnya.
Menurut Suarbhawa, jika ditelisik lagi, dalam Prasasti Bebetin juga disebutkan mengenai 'undahagi pengarung' yang berarti para kelompok ahli pembuat terowongan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Terowongan Cawang Terendam Banjir, Arus Lalu Lintas Terputus
Pembuatan terowongan ini erat kaitannya dengan pemanfaatan pengelolaan air untuk keperluan irigasi.