Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rifaldi Meninggal Saat Ikut Diklat KPA Sangkar, Tersangka Bertambah Menjadi 20 Orang

Dari 21 panitia yang bertugas dalam diklat tersebut, sudah 20 orang telah resmi berstatus tersangka.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rifaldi Meninggal Saat Ikut Diklat KPA Sangkar, Tersangka Bertambah Menjadi 20 Orang
Istimewa
Tersangka diklat maut Kelompok Pecinta Alam (KPA) Sanggar Kreatif Anak Rimba (Sangkar) Luwu Timur kini menjadi 20 orang. 

Muh Rifaldi (18), seorang siswa SMKN 2 Luwu Timur, warga Desa Kanawatu, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) meninggal dunia dengan luka lebam di wajahnya.

Keluarga baru mengetahui korban meninggal di Puskesmas Tanalili, Luwu Utara, setelah foto almarhum ramai tersebar di grup WhatsApp, Sabtu (13/3/2021).

Baca juga: Keluarga Rifaldi Baru Tahu Siswa SMK itu Meninggal dari Sosmed, Sebelumnya Izin Ikut Camping

Baca juga: Rifaldi Meninggal Diduga Saat Ikut Diklat, Orang Tua Lapor Polisi: Ternyata Anak Saya Disiksa

Foto yang tersebar di grup WhatsApp itu adalah screenshot dari akun Facebook Eky Harbun yang menginformasikan kondisi korban.

"Sempat ada khe yg kenal anak pendaki gunung skrang ada di pusksmas tanalili, katax orng wotu blum ada keluarga yg jemput.." tulis Eky dalam postingannya itu.

Kakak korban, Devy mengatakan, adiknya meninggalkan rumah untuk izin camping pada Senin (8/3/2021) malam.

"Malam Selasa tinggalkan rumah, sudah sekitar 5 hari 6 malam disana. Izin camping katanya tapi kayaknya ikut diksar angkatan baru," kata Devy.

"Ini hari baru tahu kalau sakit dan ternyata sudah meninggal," imbuh Devy.

Berita Rekomendasi

Informasi dihimpun, korban mengikuti diksar Kelompok Pecinta Alam (KPA) Sanggar Kreatif Anak Rimba (Sangkar) Luwu Timur.

Tersangka diklat maut Kelompok Pecinta Alam (KPA) Sanggar Kreatif Anak Rimba (Sangkar) Luwu Timur kini menjadi 20 orang.
Tersangka diklat maut Kelompok Pecinta Alam (KPA) Sanggar Kreatif Anak Rimba (Sangkar) Luwu Timur kini menjadi 20 orang. (Istimewa)

"Itupun tahu adik saya meninggal bukan dari panitia pelaksana, melainkan melalui media sosial yang diupload warga Luwu Utara," katanya.

Menurutnya, informasi dari perawat Puskesmas Tanalili, adiknya tiba di puskesmas sekitar pukul 11.00 Wita.

"Yang bawa adik saya ke puskesmas bilang ke perawat, rawat dulu nanti keluarganya datang jemput."

"Kami baru tahu itu melalui media sosial yang diupload warga Luwu Utara," imbuhnya.

Keluarga korban menduga kuat, korban meninggal karena dianiaya.

Apalagi terlihat pada bagian mata sebelah kiri korban lebam.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas