Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rifaldi Meninggal Saat Ikut Diklat KPA Sangkar, Tersangka Bertambah Menjadi 20 Orang

Dari 21 panitia yang bertugas dalam diklat tersebut, sudah 20 orang telah resmi berstatus tersangka.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rifaldi Meninggal Saat Ikut Diklat KPA Sangkar, Tersangka Bertambah Menjadi 20 Orang
Istimewa
Tersangka diklat maut Kelompok Pecinta Alam (KPA) Sanggar Kreatif Anak Rimba (Sangkar) Luwu Timur kini menjadi 20 orang. 

Keluarga korban sudah menuju Puskesmas Tanalili untuk menjemput korban untuk disemayamkan di rumah duka.

Kronologis

Salah seorang peserta diklat, Aditya menceritakan hari pertama diklat, mereka disuruh kumpul lalu dibacakan pencabutan Hak Asasi Manusia (HAM) lalu seluruh peserta dipukuli.

Baca juga: Rifaldi Meninggal Saat Ikut Diklat di Batu Putih, Aditya: Badannya Dipukul, Kaki Dibakar Bara Api

Baca juga: Kolaborasi dengan Dankodiklat TNI AD Letjen Putranto, Sandiaga Bakal Garap Wisata Overland

Pencabutan HAM ini, mengharuskan peserta diklat harus menerima tindakan semenah-mena yang dilakukan senior kepada peserta, tanpa boleh melawan.

Setelah itu, peserta disuruh mendaki dan saat tiba di camp 2, peserta kembali dipukuli oleh senior.

Aditya mengatakan ia ikut karena informasinya untuk mendaki atau camping.

Ia tak pernah berpikir saat tiba di lokasi akan dipukuli atau disiksa.

Berita Rekomendasi

Ia mengaku dipukuli pada bagian wajah, kaki, bokong dan lengkap juga dengan tendangan yang diterima.

Aditya dan rekannya takut bertanya atau melawan saat dipukul.

"Karena kalau bertanya semakin dipukul. Pokoknya kami diam saja dipukul," kata Aditya, siswa SMPN 3 Wotu ini.

Ibu Aditya yang mendampingi anaknya saat diwawancarai itu, meminta anaknya jujur dan bicara apa adanya perihal apa yang dialami saat mengikuti diklat.

Aditya kemudian menceritakan hal menyedihkan yang diterima almarhum Rifaldi saat mengikuti diklat KPA Sangkar Luwu Timur ini, hingga akhirnya meninggal.

"Semua badannya dipukul (Rifaldi), kan tidak mampu jalan. Mau bertanya begitu sama senior ku minta pulang saja itu (Rifaldi) kasian karena nda mampu jalan. Mau bertanya begitu tapi saya takut dipukul nanti, tersiksa sekali," katanya.

Yang paling menyedihkan kata Aditya saat malam terakhir perihal kondisi dan perlakuan yang dialami Rifaldi dari senior.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas