Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Pengamen Puisi Asal Solo, Gunakan Kata-kata untuk Mencari Rezeki, Pernah Dibayar Rp 3 Juta

Cerita unik seorang pengamen datang dari pria bernama Petrus Adi Utomo. Petrus memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan uang.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Cerita Pengamen Puisi  Asal Solo, Gunakan Kata-kata untuk Mencari Rezeki, Pernah Dibayar Rp 3 Juta
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
Pengamen puisi di Pantai Parangtritis seusai membacakan puisi untuk pengunjung, Sabtu (20/3/2021) 

Per harinya sudah tak terhitung berapa bait puisi yang ia bacakan kepada pengunjung pantai Parangtritis.

"Wah sudah tak terhitung. Entah orang asing atau enggak, itu bukan urusan saya. Yang penting saya bisa menyampaikan ide. Ya kadang orang minta dibacakan puisi tentang cinta, macam-macam lah," tambahnya.

Pernah Dibayar Rp 3 Juta

Menurut Petrus sebuah puisi dapat melampaui batas perasaan seseorang.

Hal itu ia buktikan saat dirinya membacakan satu puisi berjudul Kasih Melampaui Batas kepada perempuan asal Bali.

Saat itu perempuan yang menikmati bait-bait syair puisinya sampai meneteskan air mata.

Inti puisi yang ia bacakan kala itu berkisah tentang aborsi yang marak dilakukan oleh perempuan Indonesia.

Berita Rekomendasi

"Jadi saya bacakan puisi itu yang intinya perempuan Indonesia kadang-kadang hamil begitu lahir diaborsi. Sedangkan di Kalimantan anak babi saja disusui. Saya ceritakan dalam puisi seperti itu," terang Petrus.

Baca juga: Viral Kisah Desainer Pria dengan Disabilitas, Akui Sempat Dapat Pesanan Berawal dari Konten TikTok

Rupanya perempuan yang sedang menikmati puisinya itu, lanjut Petrus adalah satu dari sekian pelaku aborsi.

"Saat itu juga perempuan itu menangis, karena ia sudah menikah umur 40 tahun dan sudah tidak hamil, tidak punya anak," jelas dia.

Karena karyanya itu mampu mejamah perasaan perempuan asal Bali itu, Petrus diberikan uang sebesar Rp 3 juta atas karya terbaiknya itu.

"Selesai baca puisi, saya langsung dikasih uang Rp3 juta. Saya bacakan itu di Taman Suropati, Jakarta," ujarnya.

Bisa dibilang puisi sangat berpengaruh besar dalam kehidupan Petrus.

Ia mengaku bahwa puisi tak ubahnya sebagai pisau bermata dua.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas