Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Pengamen Puisi Asal Solo, Gunakan Kata-kata untuk Mencari Rezeki, Pernah Dibayar Rp 3 Juta

Cerita unik seorang pengamen datang dari pria bernama Petrus Adi Utomo. Petrus memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan uang.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Cerita Pengamen Puisi  Asal Solo, Gunakan Kata-kata untuk Mencari Rezeki, Pernah Dibayar Rp 3 Juta
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
Pengamen puisi di Pantai Parangtritis seusai membacakan puisi untuk pengunjung, Sabtu (20/3/2021) 

Karena menurutnya, ketika seseorang menyiratkan nasehat lewat puisi namun orang tersebut tidak melaksanakan apa yang diucapkan, maka keburukan akan kembali pada diri sendiri.

"Menurut saya puisi adalah pisau bermata dua. Ketika saya menasehati orang, tapi saya tidak melaksanakan nasehat itu, puisi itu akan balik kepada kita," ungkap Petrus.

Berdasarkan penelusuran reporter Tribun Jogja, Petrus juga aktif menulis di beberapa platform digital.

Baca juga: Kisah Rumah Kades Digeruduk Gegara Listrik Mati Jelang Sinetron Ikatan Cinta Hingga Minta Warga Doa

Namun sebelum aktif di media sosial, lika liku hidupnya cukup keras, hingga dirinya memutuskan untuk berpuisi di sisa usianya kini.

Keputusannya untuk menulis puisi dan melukis bermula ketika dirinya memutuskan untuk resign dari statusnya sebagai karyawan di salah satu kantor swasta di Jakarta.

"Bermula dari kondisi Deadlock (jalan buntu) dompet saya dicuri padahal baru dapat gaji. Lalu saya memutuskan lebih baik keluar saja dari perusahaan, karena betul-betul buntu. Target pekerjaan yang berat membuat saya keluar, dan mencari uang lewat puisi," jelas pria yang gemar mengenakan rosario di lehernya itu.

Sebagai penutup, Petrus pun meninggalkan syairnya kepada pembaca dengan judul Senja.

BERITA REKOMENDASI

Berikut kutipan salah satu puisi yang dibacakan Petrus Sabtu Sore kemarin.

Senja, Ku duduk di pantai disenja hari.

Kulihat warna warni lukisan ilahi yang selalu baru dan tak pernah usang.

Aku selalu takjub warna biru, hitam kemerahan dan kegelapan yang nyata di atas gunung.

Senja, ketika mentari menyemburkan warna merahnya, memberikan semangatnya yang tak henti-henti.


Senja, di situ jutaan lelaki dan wanita memberikan jiwa dan berpadu dalam asanya.

Senja, kau memberikan ingatan bahwa segala peristiwa akan ada kisah di senja itu.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Petrus Adi Utomo, Pengamen Puisi di Parangtritis Hibur Wisatawan Lewat Untaian Kata-kata Indah

(Tribunjogja.com/ Miftahul Huda)

Berita terkait kisah unik lainnya bisa dibaca di sini.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas