Walikota Madiun Mainkan Lampu Kota untuk Kendalikan Virus Covid-19 (2)
Walikota Madiun memainkan lampu kota untuk mengendalikan virus covid-19 dan pertumbuhan eknomi. Hasilnya? Simak wawancara eksklusif
Editor: cecep burdansyah
Wawamcata Eksklusif dengan Walikota Madiun
Baca juga: Wali Kota Madiun Jebloskan Warga yang Reaktif Covid ke Tahanan Militer (1)
Pandemi Covid-19 memukul sektor ekonomi di Indonesia, termasuk kabupaten/kota di Jawa Timur. Satu di antaranya adalah Kota Madiun yang pertumbuhan ekonominya pada tiga bulan lalu minus 2.
Kondisi ini justru membuat Wali Kota Madiun Maidi semakin gigih mengendalikan Covid-10 dengan berbagai terobosan. Seperti mematikan lampu di Kota Madiun pada malam hari agar orang tidak berkurumun dan tetap berada di rumah untuk istirahat.
Hasilnya, Covid-19 di Kota Madiun pun bisa dikendalikan. Setelah itu Wali Kota Maidi berupaya menggenjot sektor ekonomi hingga akhirnya mengalami pertumbuhan yang cukup bagus.
"Pertumbuhan ekonomi kita 0,7, jadi sudah bergerak. Dengan provinsi lebih baik kita, dengan nasional lebih baik kita," ungkapnya.
Selengkapnya simak lanjutan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network/Pemimpin Redaksi Harian Surya Febby Mahendra Putra dengan Wali Kota Maidi di Balai Kota Madiun, Rabu (21/4).
Pak Maidi, bagaimana kondisi Covid-19 di wilayah Kota Madiun, ada berapa kasus sampai hari ini?
Jadi sampai hari ini, yang kena Covid-19 sekitar 1.600 orang. Dari hari ke hari sebelum hari raya memang saya masif mencari warga yang kontak dengan yang kena.
Hari ini kebetulan kami sudah punya mesin PCR tapi kami sewa. Saya cek semua. Kemarin saya ngecek 23 orang. Dari 23 orang yang reaktif sembilan orang.
Saya cek semua. Saya tidak khawatir, tidak gengsi, manakala saya mencari warga yang reaktif ini kita masukan, segera kita sembuhkan.
Tetapi saya mencari bukan saya biarkan. Karena saya punya mesin. Bagaimana secepatnya agar masyarakat Kota Madiun ini sehat.
Ini yang menjadi tugas berat tim medis saya. Sehingga segera, masif untuk tracing. Dengan cara seperti itu, kalau ada warga yang belum terlalu parah bisa sembuh.
Apalagi saya masif vaksin juga. Vaksin kita masifkan. Tracing kita masifkan. Kalau ada yang reaktif segera kita masifkan.
Jadi kondisi-kondisi ini merupakan suatu kewajiban dan skala prioritas. Karena Covid-19 belum ada obatnya. Orang yang sudah kena segera kita obati, yang belum kena segera kita vaksin.
Pak Maidi, pemerintah sejak 13 Januari melakukan vaksinasi, bisa diceritakan target vaksinasi di Kota Madiun itu berapa dan yang sudah divaksin tahap kedua ini berapa, serta persentasenya berapa?
Jadi vaksinasi kita target 19 ribu sekian, dari 210 ribu penduduk. Saat ini sudah berjalan, sudah sampai 16 ribu sekian, jadi masih kurang tiga ribuan.