Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Walikota Madiun Mainkan Lampu Kota untuk Kendalikan Virus Covid-19 (2)

Walikota Madiun memainkan lampu kota untuk mengendalikan virus covid-19 dan pertumbuhan eknomi. Hasilnya? Simak wawancara eksklusif

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Walikota Madiun Mainkan Lampu Kota untuk Kendalikan Virus Covid-19 (2)
IslamiCity Media
Suasana magrib di Kota Madiun 

Nah, tadi kan sempat minus tiga bulan lalu, minus berapa?

Minus dua, saya tahu minus dua. Langsung kita gas, lampu kita hidupkan, tempat ramai kita buka, tetapi protokol kesehatan diperketat.

Siapa yang melanggar kita tutup. Siapa yang dia reaktif, tidak mau diisolasi kita kasih bendera. Akhirnya orang mau kerumunan di situ takut. Itu pola-pola kita.

Nah setelah dilakukan itu, tingkat perekonomian Kota Madiun membaik atau tidak?

Membaik, pertumbuhan ekonomi kita 0,7. Jadi sudah bergerak. Dengan provinsi lebih baik kita. Dengan nasional lebih baik kita. Kita gas, karena perkotaan itu hidupnya dari jasa.

Hidupnya ekonomi karena hidupnya lampu. Hidupnya lampu dan geraknya orang, karena lampu. Kota itu menjadi ramai.

Kalau sampeyan lihat malam hari, wuss...top itu sudah. Maccau kalah. Malam hari itu banyak orang, apalagi malam minggu, karena lampu.

Berita Rekomendasi

Kalau lampu ini terangnya lama, transaksi ekonomi itu semakin lama. Misal, di Jalan Cokroaminoto itu, kuliner sampai pagi. Kalau lampu mati, kukut semua.

Jadi setelah saya pelajari, karena Covid-19. Pertumbuhan perekonomian itu, salah satunya dipengaruhi lampu. Berpengaruh untuk transaksi ekonomi pada malam hari.

Banyak daerah ketika terjadi Covid-19, pemerintah daerah mendorong UMKM. Pak Maidi bisa cerita nggak, UMKM yang paling menonjol di Kota Madiun itu apa?

Jadi begini, saya ngerem Covid-19 berhasil, dapat hadiah DED Rp 14,9 miliar, dari kementerian. Itu untuk ngegas ekonomi. Gimana cara ngegas ekonomi? Covid-19 kita rem, ekonomi intervensi berbasis lokal di tiap kelurahan.

Jadi orang itu tidak boleh keluar, di rumah saja. Tidak mungkin orang ini orang hidup itu tidak akan keluar.

Tapi sekitarnya ini, kita intervensi. Kebutuhannya apa saja kita cukupi, melalui UMKM yang ada di situ. Jadi, akhirnya saya buka 27 UMKM. Semua kelurahan ada.

Yang diinginkan masyarakat di kelurahan itu apa, makanan setiap pagi apa, itu tersaji semua. Sehingga akan menjadi kelurahan mandiri.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas