Babak Baru Dugaan Pelecehan di SMA SPI, Korban Mengaku seperti Kerja Rodi, Pemilik Tantang Bukti
Babak baru kasus pelecehan seksual di SMA SPI, korban mengaku seperti kerja rodi hingga pemilik sekolah tantang bukti.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
"Bisa dibilang saya di sana mendapatkan pelajaran sangat jarang. Bahkan saat saya lagi try out bersama, saya diajak meeting ke Surabaya sama yang punya sekolah. Sehingga saya tidak ikut ujian," terangnya.
Baca juga: KISAH Tokoh Anti-Pelecehan di Sekolah, Diancam Akan Diperkosa sampai Akan Diusir
Lebih parah lagi, waktu ibadahnya juga sering tersita demi memenuhi jadwal kunjungan tamu.
"Itu bukannya kami tak diizinkan, tapi karena punya tanggung jawab. Kalau hari itu saya punya tugas banyak, kami tetap bekerja. Harusnya ada waktu libur. Kasihan anak yang di dalam. Mereka tidak libur," katanya.
"Jujur saya takut komentar lebih dalam. Saya tahu semuanya. Keluarga saya tahunya saya ke Batu untuk sekolah," tambahnya.
Kuasa Hukum Pemilik Sekolah Bantah Pengakuan Korban
Kuasa Hukum pemilik SMA SPI, Recky Bernadus Surupandy membantah pengakuan korban yang menceritakan pengalaman pahitnya selama bersekolah di SMA SPI.
Menurut Recky, pihaknya tengah mengumpulkan bukti-bukti untuk menantang pengakuan tersebut.
"Itu sama sekali tidak benar, maka dari itu saya juga tengah mengumpulkan bukti-bukti, keterangan-keterangan," kata Recky kepada Surya.co.id, Kamis (3/6/2021).
Dia mengatakan, kalau yang disampaikan narasumber mengenai pengalaman pahitnya itu benar, maka SPI sudah bubar sejak lama.
"Jika memang terjadi kekerasan seksual, fisik dan eksploitasi ekonomi pasti juga bakalan dikeroyok oleh warga," jelasnya.
Di sisi lain, Recky juga menyinggung adanya sejumlah pelajar yang dikeluarkan karena melakukan pelanggaran seperti mencuri.
Baca juga: FAKTA Dugaan Pelecehan Seksual di Sekolah SPI Kota Batu: 3 Korban Melapor, Bantahan Pemilik
Untuk itu, Recky masih mengumpulkan bukti apakah siswa yang melapor adalah mereka yang pernah dikeluarkan.
"Nah, apakah yang mengadu saat ini adalah salah satu siswa yang kami keluarkan karena pelanggaran? Maka dari itu harus pilah-pilah lagi," terangnya.
Tindak kekerasan seksual sering terjadi tanpa banyak diketahui orang.