Baitulmaal Muamalat Buka Program Karantina Tahfizh di Yogyakarta
Program wakaf produktif yang dijalankan oleh Baitulmaal Muamalat dengan harapan mampu melahirkan ribuan penghafal Al Quran
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Executive Tahfizh Center (ETC) Yogyakarta, salah satu program wakaf produktif yang dikembangkan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) dan Nazhir Wakaf Baitulmaal Muamalat (BMM) resmi membuka program karantina tahfizh Al-Qur’an mulai 30 Mei 2021.
Eko Andriawan, Manager Pengembangan Harta Wakaf BMM, menjelaskan, Executive Tahfizh Center merupakan program wakaf produktif yang dijalankan oleh Baitulmaal Muamalat dengan harapan mampu melahirkan ribuan penghafal Al -Quran yang kelak akan mempunyai kontribusi yang besar bagi peradaban dan pembangunan bagi bangsa dan negara Indonesia.
Pembukaan program karantina tahfizh Al-Qur’an ini dihadiri langsung Kepala ETC, Ust. Haris Nugroho, LC, MA, Penasihat Yayasan Karantina Tahfizh Nasional (YKTN), Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA, Al-Hafizh, Pembina YKTN, Ust. Ma'mun Al-Qurthuby, S.Pd.I, M. Pd Al-Hafizh, dan Ust. Yasin Iryadi, S. Pd, Al-Hafizh.
Turut pula hadir Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi, MA dan jajaran pemerintah setempat, serta peserta karantina tahfizh.
Baca juga: Kenalkan Insurtech Wakaf Perdana di Indonesia
"Saya melihat, keinginan umat Islam di Indonesia untuk menghafal Al-Qur’an sangat tinggi, akan tetapi banyak diantara mereka yang tidak terfasilitasi."
"Disinilah Executive Tahfizh Center hadir dengan program karantina tahfizh Al-Qur'an, sebagai solusi untuk membantu mereka yang ingin hafal Al-Qur'an akan tetapi terkendala usia, kesibukan, sistem sekolah/kuliah yang tidak mendukung, ataupun kendala yang lain," ungkap Kepala ETC, Ust. Haris Nugroho, LC, MA saat memberikan sambutan.
Dia berharap peresmian ETC ini menjadi langkah awal untuk menuju Indonesia menjadi baldatun thayyibatun wa robbun ghafur melalui keberkahan Al-Qur'an.
Mundzir YKTN, Ust. Ma'mun Al-Qurthuby, S.Pd.I, M. Pd Al-Hafizh mengingatkan kepada peserta bahwa Allah SWT telah menjamin kemudahan bagi siapa saja yang mau mempelajari Al-Qur’an. Allah pula yang akan mengangkat derajat dan memuliakan para penghafal Al-Qur’an.
Karantina tahfizh Al-Qur’an yang dilakukan pada masa pandemi covid-19 tetap dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat dengan tetap menggunakan masker dan menjaga jarak.
Baca juga: Tokopedia Kenalkan Fitur Wakaf Uang, Pilihan Nilai Nominalnya dari Ceban Sampai Rp 100 Juta
Bahkan sebelum mengikuti karantina tahfizh, para peserta akan dites rapid antigen terlebih dahulu.
Adapun metode pembelajaran yang digunakan kepada para peserta yaitu Yadain Litahfizhil Quran.
Tujuan memilih metode tersebut yaitu agar para peserta dimudahkan dalam menghafal 30 juz Al-Qur’an dalam waktu 35 hari.
Diharapkan dengan adanya kegiatan karantina tahfizh ini, dapat mencetak para penghafal Al-Qur’an dan bersama mencapai visi yakni Satu Keluarga Muslim Satu Hafizh/Hafizhah 2030.