Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wabah Flu Babi Serang Empat Lawang, Puluhan Babi Hutan Ditemukan Mati, Bangkai tak Dirubung Lalat

Hal tersebut ditandai dengan penemuan banyaknya babi hutan yang mati di hutan oleh warga Empat Lawang, Sumsel.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Wabah Flu Babi Serang Empat Lawang, Puluhan Babi Hutan Ditemukan Mati, Bangkai tak Dirubung Lalat
Tribun Sumsel
Ilustrasi bangkai babi hutan. Warga Empat Lawang dikejutkan dengan banyaknya babi hutan mati selama beberapa hari terakhir. 

Berdasarkan Laporan yang masuk ke PDHI Sumatera Selatan virus ini telah muncul di beberapa kabupaten yakni di Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Selatan, Muara Enim, dan Musi Rawas.

Berkah Untuk Petani

Virus African Swine Fever (ASF) yang membuat banyak babi hutan mati di Kabupaten Empat Lawang membawa keberkahan sendiri bagi petani.

Suci Wulandari (25) warga Kelurahan Jayaloka yang berkebun di daerah Talang gunung yang juga menemukan bangkai babi adalah salah satunya.

Baca juga: Heboh Babi Misterius Ditemukan Tidur di Kasur Kamar Warga di Konawe Utara, Ini Kronologi Lengkapnya

"Di kebun kami banyak ditemukan babi yang mati aromanya memang bau sekali tapi Alhamdulillah karena babi tersebut mati dengan sendirinya jadi tidak perlu lagi untuk diracun ataupun diburu," kata Suci, Rabu (09/06/2021).

Ketua Porbi Empat Lawang, Sulpani irham mengatakan dirinya sering menemukan Babi mati saat berburu di Wilayah kecamatan Tebing Tinggi, selain itu juga didapati laporan adanya bangkai babi dari ketua cabang Porbi di kecamatan Talang Padang , Pendopo, Sikap Dalam dan Ulu Musi.

"Betul sering ditemukan saat berburu di Kecamatan Tebing Tinggi selain itu juga ditemukan di beberapa desa di Kecamatan Talang Padang, Pendopo, Sikap Dalam dan Ulu Musi," kata Pani.

Berita Rekomendasi

Selain itu ukar Pani Kejadian yang sama juga banyak ditemukan di kabupaten tetangga seperti kabulatem Lahat.

Belum Ada Vaksinnya

Wabah African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi sampai saat ini masih menyebar di berbagai daerah, terutama Kota Medan.

Walhasil, virus yang sudah ada sejak akhir 2019 ini mengakibatkan harga babi yang menjulang tinggi. Kini, kenaikan harga babi bahkan capai Rp 130 ribu per kg di wilayah Sumatra Utara.

Menanggapi hal tersebut, Medik Balai Veteriner Medan Drh Lilik Prayitno Msi mengakui sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang cukup efektif untuk meredakan virus tersebut.

"Antisipasi yang bisa kami lakukan hanya dengan penerapan Biosecurity. Misalnya pembersihan sanitasi, pengendalian lalu lintas, dan isolasi," kata Lilik Prayitno saat diwawancara Tribun Medan di Literacy Coffee Jalan Jati II, Teladan Timur, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Kamis (1/4/2021).

Lilik menjelaskan langkah antisipasi itu pun kini masih sulit untuk dilakukan oleh peternak, terutama yang menggunakan sistem tradisional.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas