Lubuklinggau dan OKi Darurat Pendonor Darah, Stok Tinggal Dua Kantong Golongan O
LubukLinggau dan OKI Sumatera Selatan kekurangan darah. Stok kantong darah di beberapa rumahsakit menipis, bahkan di Lubuklinggau tinggal dua kantong.
Editor: cecep burdansyah
Devi menambahkan, saat inu sudah pada tahap lelang untuk membangun UTD RSUD Empat Lawang tahun ini.
PMI Kabupaten OKI juga kurang stok darah untuk mensuplai rumah sakit.
"Kami merasakan sendiri, sedikitnya stok darah. Kalau pun ada pasti langsung habis, tidak seperti biasanya yang bisa disimpan untuk beberapa waktu ke depan," kata Sirni, Sekretaris PMI Kabupaten OKI.
Persentase penurunan stok darah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum adanya pandemi Covid-19 sebesar 80 persen.
"Untuk sepanjang tahun 2021 ini saja perolehan kantong darah dari kegiatan yang pernah dilaksanakan hanya menghasilkan 100 kantong, seharusnya sebelum pandemi, misal dalam jangka waktu 6 bulan rata-rata bisa sampai 600 kantong darah didapat," kata Sirni.
"Kalau ada yang butuh kami carikan solusi dapat menghubungi kawan-kawan dari komunitas Sahabat Donor kabupaten OKI. Mereka jika mampu dan siap, pasti akan menyumbangkan darahnya ke pada yang membutuhkan," katanya lagi.
Sementara itu, RSUD Muaradua, OKUS, termasuk salah satu pelayanan umum kesehatan yang belum memiliki tempat penyimpanan darah atau Bank Darah Rumah Sakit (BDRS).
Pihak RSUD memaksimalkan pelayanan UTDRS dengan memanfaatkan relawan dan keluarga pasien secara langsung maupun lewat medsos.
Baca juga: Pembeli Tanah dan Rumah di Palembang Harus Rogoh Uang Lebih Mulai Juli
Gandeng Kantor dan Pesantren
Ketua IDI Cabang OKUS, dr Erick Destiano SpPD, mengatakan, pihaknya memanfaatkan para pendonor, keluarga pasien hingga sukarelawan agar kebutuhan darah dapat tercukupi.
"Jumlah kantong darah diproduksi per bulan stabil, di angka rata rata 80 kantong," katanya.
Menurut Ketua PMI Sumsel Febrita Lustia Herman Deru, berbagai kegiatan diadakan PMI Sumsel untuk donor darah.
"Ada kegiatan donor darah di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pondok pesantren dan kelompok komunitas sampai akhir Juni ini," kata Febrita.
Berbagai cara dilakukan supaya masyarakat berminat mengikuti kegiatan donor darah seperti memberi sembako bagi pendonor sukarela dan lain-lain.
"Selain itu kita juga membuat grup komunitas pendonor, guna memudahkan komunikasi dan informasi dari Unit Donor Darah (UDD) PMI Provinsi Sumsel kepada pendonor," ujarnya