Dampak Serangan KKB Papua di Puncak, Bupati Wandik: Situasi Tak Kondusif, Semua Dimulai dari Nol
Bupati Puncak, Willem Wandik, mengatakan wilayah pimpinannya saat ini sedang dalam situasi tak kondusif karena KKB Papua.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Bupati Puncak, Papua, Willem Wandik, mengatakan situasi di wilayah pimpinannya saat ini sedang tidak kondusif akibat Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Ia mengungkapkan banyak warganya yang mengungsi karena trauma dan merasa takut.
“Situasi belum kondusif, masyarakat bagaimana mau aktivitas seperti sedia kala kalau tidak aman,” kata Wandik, Jumat (16/7/2021), dikutip dari Tribun-Papua.com.
Tak hanya itu, tenaga pengajar dan kesehatan di Puncak juga merasa ketakutan setelah bangunan sekolah dan puskesmas dibakar serta dirusak.
Karena itu, Wandik mengaku kecewa.
Baca juga: Profil Egianus Kogoya Pemimpin KKB Papua di Nduga, Usianya Masih 22 Tahun, Putra Tokoh OPM
Baca juga: Pelaku Penembakan Anggota Brimob di Yahukimo Papua Diduga Kelompok KKB Tendius Gwijangge
Semua pembangunan yang ia upayakan selama delapan tahun dirinya menjabat sebagai Bupati, sirna begitu saja.
“Situasi keamanan seperti ini menyebabkan semua harus dimulai dari nol lagi,” keluhnya.
Dengan kondisi Puncak saat ini, Wandik mengaku bingung akan mengadu pada siapa.
Pasalnya, Indonesia tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.
“Saya mau mengeluh ke mana lagi. Negara saat ini sedang berpikir dalam penanganan wabah Covid-19,” ujar Wandik.
Mengutip Tribun-Papua.com, ia mencontohkan kerugian akibat serangan KKB Papua.
Sebuah ekskavator yang dibakar, bernilai Rp6 miliar di Distrik Ilaga, Puncak.
“Ekskavator yang dibakar KKB harganya Rp1,8 M, itu di Jayapura."
"Sementara sampai di Ilaga Puncak, Rp6 M,” bebernya.