Bobotoh Tertua Meninggal Dunia, Berikut Kisah Abah Sarji yang Memilih Tinggal di Pinggir Kuburan
Tindakan itu dilakukan sebagai penebus dosa di waktu hidup hingga tidak jarang melihat arwah gentayangan atau mahluk gaib pada umumnya.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNNEWS.COM, KUNINGAN -- Bobotoh Persib Bandung kehilangan salah satu senior yang mungkin usianya paling tua.
Abah Sarji bobotoh asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat meninggal dunia dalam usia 102 tahun pada Rabu (4/8/2021).
Abah Sarji mulai banyak dikenal setelah tinggal di saung dekat tempat pemakaman umum desa setempat.
Tindakan itu dilakukan sebagai penebus dosa di waktu hidup hingga tidak jarang melihat arwah gentayangan atau mahluk gaib pada umumnya.
"Abah, meninggal tadi jam 10 an, sebelumnya Abah memang tidak bisa makan. Selama lebih satu Minggu, Abah hanya mau minum saja," kata Ridwan yang juga cucu dari Abah Sarji saat ditemui di lokasi rumah duka, di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan Jawa Barat, (4/8/2021).
Baca juga: Ditekan Bobotoh Soal Training Ground, Manajemen Persib: Sudah Ada Lahan, Tunggu Tanggal Mainnya
Irwan menyebut sebelum menghembuskan nafas terakhir, Abah Sarji sempat berkomunikasi dan makan agar - agar dulu. Namun selang beberapa waktu berikutnya, detak jantung dan kondisi badan Abah Sarji terdiam secara menyeluruh.
"Iya, tadi sebelum meninggal. Abah makan agar - agar, saat itu ada Bapak saya dan saudara lainnya di dalam saung. Tidak lama dari waktu saat bersamaan tadi, Abah sudah tidak bernafas lagi, Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji'un," ujar Irwan lagi.
Irwan menceritakan, kondisi terpuruk Abah Sarji hingga menutup usia. Itu diketahui sejak beberapa bulan terakhir, setelah Abah Sarji jatuh saat hendak duduk di pos ronda yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Baca juga: Persib Bandung Kembali Diperkuat Geoffrey Castillion Bikin Bahagia Bobotoh Geulis Ini
"Ada lebih satu bulan, Abah jatuh saat mau duduk di pos ronda. Nah, dari sana Abah sudah tidak nafsu makan seperti biasa. Hanya dua sendok bubur ayam dan banyak minum air putih saja.
Untuk jatuh, sebenarnya itu sudah biasa pada waktu dulu - dulu juga, namun kemarin jatuh malah sampai kesakitan dan meninggal.
Dari musibah jatuh tersebut, Irwan mengaku mendapat giliran untuk menemani Abah Sarji, terutama pada malam hari. Pasalnya, Abah Sarji diketahui sudah tidak tidur malam seperti pada umumnya.
"Sejak Abah memilih tinggal di Saung dekat pemakaman, Abah tidak tidur malam seperti dulu. Jadi, pas Abah mengalami kesakitan dari jatuh itu, saya dan Bapak kena giliran jaga malam untuk menemani Abah," ujarnya.
Pantauan di lokasi rumah duka, sejumlah warga terus berdatangan untuk takjiah. Terlebih diketahui semasa hidupnya Abah Sarji merupakan sosok warga yang baik antar sesama dan di lingkungan masyarakat sekitar.
Baca juga: Karena Bobotoh, Nick Kuipers Anggap Persib Bandung Seperti Ajax Amsterdam
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.