Sosok Serda Ambrosius, Putra Kalbar yang Gugur di Papua Barat Dikenal Ramah dan Menyenangkan
Sejak masih di bangku sekolah, Ambrosius sudah mencari uang untuk biaya pendidikan
Editor: Eko Sutriyanto
Setelah lulus, dua sahabat ini juga bersama-sama mendaftar untuk ikut seleksi menjadi prajurit TNI.
Baca juga: Pembunuh Satu Keluarga di Sintang Alami Peristiwa yang Membuatnya Ketakutan
Keduanya pun dinyatakan lulus pada tahun 2017.
"Saya sama dia satu kelas sejak SMP sampai SMA. Kemudian tinggal juga satu asrama. Selama pendidikan dia bintara, saya tamtama, kita di cabang ktemu, dia sebagai danru dan saya anggotanya," kata Paskalis.
Paskalis mengenal sosok Ambrosius sebagai orang yang mandiri dan peduli.
Sejak masih di bangku sekolah, sahabatnya itu sudah mencari uang untuk biaya pendidikan. Dia kata Paskalis, tidak pernah membebankan orangtuanya.
"Dia ornagnya mandiri. Dari SMP sampai jadi tentara, tidak pernah membebankan orangtuanya.
Saat sekolah, dia tinggal sama bapak angkatnya, cari kerja hasil uangnya untuk bayar sekolah sampai dia jadi anggota TNI.
Selain mandiri, orangnya juga tegas dia. Jadi, dia saya anggap sebagai abang saya," ujarnya.
Selesai dari pendidikan, Serda Ambrosius bertugas di Denma Brigif 22/Ota/Manasa, Kodam XIII Merdeka, Provinsi Gorontalo.
Dia dikirim bertugas ke Pos Koramil Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan.
Sementara Prada Paskalis tetap berada di Kodim 1205/Sintang.
"Saya merasa sangat tidak percaya dan sedih juga. Karena apa yang dimakan dan minum dia sama dengan saya," katanya.
Dimakamkan Secara Militer
Prajurit TNI AD asal Kabupaten Sintang, Kalbar, Sersan Dua Ambrosius Apri Yudiman gugur menjadi korban serangan kelompok sparatis teroris (KST) di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, rencananya akan dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kusumalaya, Kecamatan Ketungau Tengah.