FAKTA Pengibaran Bendera Bintang Kejora di Manokwari: Dipasang di Tower BTS, Pelaku Diburu Polisi
Warga di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, digegerkan dengan pengibaran bendera Bintang Kejora.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Warga di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, digegerkan dengan pengibaran bendera Bintang Kejora.
Bendera tersebut dipasang di atas tower BTS.
Lokasinya berada di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja, Distrik Manokwari Barat.
Pengibaran bendera pertama diketahui, Selasa (19/10/2021) sekitar pukul 10.30 WIT.
Baca juga: Luhut Masih di AS, Mediasi Kasus Kepemilikan Tambang Emas di Papua dengan Haris Azhar Ditunda
Kemudian pukul 11.00 WIT, aparat TNI-Polri yang dikerahkan ke TKP langsung menurunkan bendera tersebut.
Bagaimana kelengkapan informasi dari kejadian ini? Berikut fakta-faktanya dirangkum dari Tribun-Papu.com, Kamis (21/10/2021):
Penjelasan pihak Telkomsel
Awalnya, tower yang menjadi tempat pengibaran bendara Bintang Kejora ini dikira milik Telkomsel.
Namun hal ini telah dibantah langsung oleh Manajemen Telkomsel.
Network Service Telkomsel Sorong, Farid Syahirul Alim menegaskan, pemancar berada di Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari adalah BTS bukan milik Telkomsel.
Baca juga: Jendi Pangabean Punya Target Pecahkan Rekornya Sendiri di Peparnas XVI Papua
“BTS yang dimaksud dalam berita dan informasi yang beredar adalah bukan milik Telkomsel,” tegas Farid.
Dikatakan, Telkomsel merupakan perusahaan yang patuh dan senantiasa menerapkan good corporate governance.
“Sehingga dalam aktivitas operasionalnya, Telkomsel berusaha menjaga harmonisasi antara manfaat hadirnya BTS di daerah tersebut dengan masyarakat dan pemerintah setempat sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Polisi kejar pelaku
Kapolres Manokwari, AKBP Dadang Kurniawan membenarkan pengibaran Bendera Bintang Kejora di wilayah hukumnya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah bergerak untuk memburu pelaku yang sengaja memasang bendara tersebut.
"Anggota masih mencari, informasi siapa pelaku yang mengibarkan bendera," kata Kurniawan.
"Namanya kalau mengibarkan bendera dil uar negara kita, pasti ada orang-orang yang bersebrangan,"imbuhnya.
Baca juga: Kisah Atlet Pencak Silat Nadia Haq Umami, Peraih Perunggu di PON Papua, Tahu Hamil Jelang Semi Final
Motif didalami
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Manokwari, Iptu Arifal Utama mengatakan, pihaknya mendalami motif dari kasus ini.
"Kita akan mendalami terkait kasus yang tadi, dan nanti akan dimintai keterangan dari saksi di tempat kejadian perkara (TKP)," ujar Arifal.
Arifal menambahkan, pihaknya mengira bendera dipasang saat pagi buta.
"Kemungkinan, bendera tersebut dikibarkan subuh, sebab lokasi di TKP suasananya gelap, dan sepi,"kata Arifal.
Pasca pengibaran bendera, kondisi keamanan di Manokwari masih relatif kondusif.
"Untuk motifnya masih kita dalami, sementara kami telah mengamankan barang bukti (BB) berupa kayu dan bendera di Polres Manokwari,"ujarnya.
Baca juga: Jadwal Peparnas XVI Papua 2021: Diikuti 1.985 atlet yang akan Bertanding, Simak Selengkapnya
Tanggapan tokoh adat
Tokoh Adat Suku Besar Arfak, Obet Ayok memberikan tanggapannya.
Ayok mengatakan, Manokwari adalah kota peradaban dan tanah ini telah lahir sejumlah pemimpin asli Papua (Suku Arfak).
"Saya minta kepada semua penduduk (Orang Papua dan Pendatang) di Manokwari, jangan buat nama daerah ini menjadi merah," kata Ayok.
Lanjut dia, jangan sampai orang luar menilai segala persoalan termasuk pengibaran bendera adalah orang asli Manokwari.
Baca juga: Kisah Komandan dan Anggota KKB Berdamai dengan TNI/Polri, Bantu Jaga Keamanan & Ikrar Setia NKRI
Menurutnya, segala perbuatan untuk melepaskan diri dari Negara Indonesia, di Tanah Manokwari, sangat tidak baik.
"Kalau mau sampaikan aspirasi, boleh dibuat di forum yang terhormat. Jangan main pasang bendera di tempat seperti itu,"ujarnya.
"Jangan buat sesuatu seakan-akan sudah tidak ada lagi orang tua di atas Tanah Manokwari."
"Jangan buat sampai orang luar menilai Tanah Arfak menampung separatis,"katanya.
Ia menilai, langkah pengibaran bendera sama halnya dengan maling di jalan.
Ayok berharap, TNI-Polri (Kodam dan Polda) harus bisa menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan di Manokwari, untuk bertahan di NKRI.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Bintang Kejora Berkibar, Tokoh Suku Besar Arfak: Jangan Buat Nama Manokwari Merah
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Tribun-Papua.com/Safwan Raharusun)