Pengambilan 2 Jarum Pentul dalam Pencernaan Siswi SMP di Karimun Terbentur Biaya Operasi
Dua jarum pentul yang masih bersarang pada saluran pencernaan mengharuskan dilakukan tindakan medis segera
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Batam Yeni Hartati
TRIBUNNEWS.COM, KARIMUN - Fitri Ramadani, pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SPMPN) 1 Moro, Kabupaten Karimun, Kepri harus meminum obat seadanya.
Sesekali remaja berusia 16 tahun harus menahan rasa sakit.
Ia hanya meminum obat seadanya.
Rasa sakit pada bagian pencernaannya bukan tanpa sebab.
Dua jarum pentul yang masih bersarang pada saluran pencernaan mengharuskan dilakukan tindakan medis segera.
Namun apa daya, Fitri yang lahir bukan dari keluarga mampu itu hanya bisa pasrah menunggu uluran tangan dermawan.
Rencana operasi pengangkatan jarum pentul di salah satu rumah sakit ternama di Batam harus diurungkan.
Baca juga: Singkirkan Wakil Korsel, Begini Tanggapan Minions Usai Lewati Lubang Jarum Indonesia Open 2021
Selain karena biayanya yang tidak sedikit, Fitri rupanya belum memiliki BPJS Kesehatan.
Ibu Fitri Ramadani bekerja sebagai seorang Asisten Rumah Tangga (ART) di Batam.
Sejak kecil, Fitri tinggal bersama neneknya.
Sang ayah lebih dulu menghadap Sang Pencipta.
Penanganan medis sebelumnya diterima Fitri dari Puskesmas Moro.
Keluarga dan kerabat yang mengetahui Fitri tak sengaja menelan dua jarum pentul sekaligus langsung membawanya ke fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah itu.
Dari situ, pihak puskesmas merujuknya ke RSUD Muhammad Sani Karimun.
Dari hasil rontgen rumah sakit pula, dua jarum pentul itu terlihat jelas masih berada di saluran pencernaannya.
"Saat itu, dia sedang memainkan jarum pentul di mulutnya. Entah bagaimana dia tidak sadar minum air putih hingga masuklah jarum pentul tersebut dalam perutnya," jelas Sazuki, salah satu sahabat Fitri kepada TribunBatam.id, Jumat (26/11/2021).
Pihak RSUD Muhammad Sani Karimun lantas merujuk remaja 16 tahun itu ke rumah sakit di Batam untuk menjalani bedah digestif.
Sazuki mengaku jika BPJS Kesehatan Fitri sedang diproses.
Sesuai aturan, masa waktu pembuatan BPJS Kesehatan menunggu aktif selama 2 pekan.
Sementara Fitri harus segera mendapat perawatan medis.
Sazuki berharap status BPJS Kesehatan Fitri bisa segera aktif.
“Semoga BPJS Fitri bisa segera aktif, karena kami khawatir melihat kondisinya yang saat ini masih kesakitan, makan juga susah dan bahkan sempat muntah darah,” tambahnya.
Baca juga: 4 Pelajar di Serang Ditangkap Karena Bawa Celurit Sembari Mengendarai Motor, Ini Pengakuan Mereka
Sementara Manajer Pelayanan Pasien RSUD Muhammad Sani Karimun, Siti Rusnawati membenarkan bahwa Fitri harus menunggu BPJS Kesehatannya aktif agar bisa dirujuk untuk dibedah di rumah sakit Batam.
Mengenai kondisinya, ia menegaskan pihak RSUD Muhammad Sani Karimun selalu siap untuk menangani Fitri selama menunggu bedah tersebut.
“Menurut dokter, untuk pasien menunggu aktifnya BPJS Kesehatan itu masih aman. Pihak rumah sakit juga akan selalu siap untuk menangani pasien jika tiba-tiba terjadi keluhan pada kondisinya,” ucap Siti.
Namun kini, Fitri telah keluar dari RSUD Muhammad Sani hingga menunggu BPJS Kesehatannya aktif untuk dirujuk ke Batam.
Bagi warga yang mau menyisihkan rezekinya untuk Fitri Ramadani dapat menghubungi nomor 0815-3667-3815 atau menyalurkan bantuannya langsung ke rekening Bank BNI dengan nomor 0428425236 atas nama Sazuki.(TribunBatam.id/Yeni Hartati)
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Malang Nasib Pelajar SMPN, Rencana Operasi Pengambilan Jarum Pentul Terbentur Biaya