Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jembatan Gladak Perak yang Terputus karena Lahar Dingin Gunung Semeru Jadi Lokasi Selfie Warga

Lokasi Jembatan Gladak Perak penghubung Lumajang-Kabupaten Malang yang terputus akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru jadi lokasi selfie.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jembatan Gladak Perak yang Terputus karena Lahar Dingin Gunung Semeru Jadi Lokasi Selfie Warga
KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO
Wisatawan menikmati Jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (9/4/2017). Jembatan ini berada di sebelah selatan kaki Gunung Semeru dan membentang sekitar 80-100 meter di atas permukaan Sungai Besuk Sat.Jembatan Gladak Perak yang Terputus karena Lahar Dingin Gunung Semeru Jadi Lokasi Selfie Warga 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Lokasi Jembatan Gladak Perak penghubung Lumajang-Kabupaten Malang yang terputus akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru meletus, menjadi lokasi swafoto (selfie) dan tontonan warga.

Dari pantauan TribunJatim.com (grup SURYA.co.id) pada Minggu (5/12/2021), terlihat warga beramai-ramai mendatangi lokasi.

Bahkan, beberapa warga membawa buah hatinya untuk melihat langsung kondisi jembatan Gladak Perak yang putus tersebut.

Baca juga: 3 Search and Rescue Unit Dikerahkan Mencari Korban Hilang Erupsi Gunung Semeru

Baca juga: UPDATE Korban Erupsi Gunung Semeru: 13 Orang Meninggal, Ada Korban Luka Bakar Akibat Lahar Panas

Meski kondisinya mengkhawatirkan dan telah diimbau berkali-kali oleh petugas untuk tidak mendekat, namun banyak warga tetap nekat mengabadikan reruntuhan jembatan yang memiliki panjang 200 meter tersebut.

Salah seorang warga, Lukman mengaku penasaran dengan kondisi terkini dari Jembatan Gladak Perak yang putus tersebut.

Warga saat mengerumuni lokasi Jembatan Gladak Perak penghubung Lumajang-Kabupaten Malang yang terputus akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru meletus.
Warga saat mengerumuni lokasi Jembatan Gladak Perak penghubung Lumajang-Kabupaten Malang yang terputus akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru meletus. (Kukuh Kurniawan/TribunJatim.com)

"Penasaran, kan kemarin enggak bisa melihat. Karena hari ini cuacanya cerah, akhirnya saya pun langsung datang kesini," ujarnya kepada TribunJatim.com.

Sementara itu dari pantauan TribunJatim.com, abu tebal terlihat masih menyelimuti di sekitar lokasi Jembatan Gladak Perak.

Berita Rekomendasi

Tidak hanya itu, meski kondisi cerah, namun abu Gunung Semeru terus menghujani sekitar lokasi jembatan Gladak Perak tersebut.

Selain itu, warung-warung yang berada di sekitar jembatan Gladak Perak, nampak ditinggalkan begitu saja.

Terlihat, etalase dan meja-meja masih berada di warung.

Sejarah Jembatan Gladak Perak
Mengutip Kompas.com, Jembatan Gladak Perak terdiri dari dua jembatan.

Satu jembatan lama yang sudah tidak difungsikan dan sudah berstatus cagar budaya dan satu jembatan baru yang hingga kini masih digunakan untuk lalu lintas.

Keduanya terletak di atas Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Wisatawan menikmati Jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (9/4/2017). Jembatan ini berada di sebelah selatan kaki Gunung Semeru dan membentang sekitar 80-100 meter di atas permukaan Sungai Besuk Sat.
Wisatawan menikmati Jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (9/4/2017). Jembatan ini berada di sebelah selatan kaki Gunung Semeru dan membentang sekitar 80-100 meter di atas permukaan Sungai Besuk Sat. (kompas.com)

Dilansir dari Visit Lumajang, Minggu (5/12/2021), dari berbagai catatan sejarah, Jembatan Gladak Perak lama dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sekitar tahun 1925-1940.

Dalam sejarahnya, Agresi Militer Belanda I yang dimulai pada 21 Juli 1947 menyerang beberapa daerah di Jawa Timur termasuk Lumajang.

Sehingga, untuk menghambat mobilitas pasukan tentara Belanda, Zeni Pioneer 22 Jatiroto, batalion tempur TNI AD, meledakan Jembatan Gladak Perak.

Oleh karena itu, Jembatan Gladak Perak kembali dibangun dan difungsikan pada tahun 1952 setelah kondisi wilayah Indonesia mulai membaik.

Memiliki sebutan lain, yaitu Jembatan Piket Nol dan Jembatan Pancing, jembatan lama tersebut memiliki lebar sekitar 4 meter dengan panjang 100 meter.

Sementara itu, diberitakan Kompas.com, pemandu wisata program Familiarization Trip Lumajang, Amir Faisol mengatakan sebutan Jembatan Pancing diberikan kepada Jembatan Gladak Perak karena banyak masyarakat sekitar yang memancing di lokasi tersebut.

Adapun jembatan baru itu dibangun di sisi selatan jembatan lama dengan pondasi beton bertulang pada tahun 1998 mengingat kondisi jembatan lama yang sudah tua.

Panjang jembatan mencapai sekitar 130 meter dan terlihat lebih kokoh dibanding jembatan lama.

Sebelum akhirnya putus karena bencana alam, Jembatan Gladak Perak Baru bisa dilalui sampai ratusan kendaraan setiap harinya.

Di sekitar jembatan, terdapat beberapa warung dengan aneka jajanan. Biasanya, fasilitas tersebut digunakan masyarakat untuk beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalanannya.

"Sekarang banyak yang nongkrong, istirahat dan kembali meneruskan perjalanan. Jualan jadi ramai dan menguntungkan," ujar salah satu pemiliki warung di sekitar Jembatan Gladak Perak, Agus.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Lokasi Jembatan Gladak Perak Penghubung Lumajang-Kabupaten Malang yang Terputus, Jadi Tontonan Warga, .
Penulis: Kukuh Kurniawan

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas