UPDATE Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru: 15 Orang Meninggal Dunia, 27 Lainnya Masih Hilang
Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru memberikan data terbarunya terkait jumlah korban erupsi Gunung Semeru
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
Kapolri Diminta Tambah Jumlah Personel Bantu Masyarakat Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Padjalangi meminta Kapolri segera menambah jumlah personel untuk membantu dan mengamankan masyarakat yang terkena erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
"Kapolri harus bertindak cepat dan proaktif membantu masyarakat terkena dampak erupsi Gunung Semeru, Kapolri harus menambah jumlah personel dan manaruh tim Dokkes Polri. Jika perlu dirikan dapur umum, jangan sampai masyarakat tidak mau mengungsi karena takut akan kehilangan harta bendanya," kata Andi Rio kepada Tribun, Senin (6/12/2021).
Legislator Partai Golkar itu berharap, masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tertentu sebelum adanya pemberitahuan status aman Gunung Semeru dari pihak yang berwenang dan terkait.
Hal itu untuk menjaga keselamatan jiwa dari bahaya erupsi Gunung Semeru yang sampai saat ini masih menyemburkan material kecil.
Baca juga: BSI Kirimkan Relawan Medis ke Lokasi Terdampak Erupsi Semeru
"Aparat kepolisian harus berjaga di titik tertentu, namun tetap harus memperhatikan keselamatan jiwa. Jangan sampai masih ada masyarakat yang diam di rumah dan tidak mau mengungsi ke titik yang aman," ujarnya.
Wakil Ketua MKD DPR RI itu meminta Kapolri bersama stakeholder dan pihak terkait lain dapat saling membantu serta melakukan komunikasi dan koordinasi dengan baik dalam penanganan bencana alam erupsi Gunung Semeru.
Sehingga tidak ada tumpang tindih dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya membantu masyarakat yang terdampak erupsi gunung semeru.
"Harus cepat tertangani dan tepat sasaran, jangan ada masyarakat yang kelaparan dan tidak memiliki pakaian serta tempat pengungsian yang layak, tenda darurat atau titik pengungsian harus layak. Jangan sampai masyarakat yang mengungsi justru tidak nyaman dan akhirnya balik ke rumah masing masing," tandasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Chaerul Umam)