Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Kisah Kakek Muslim di Minahasa Sumbangkan Tanah ke Gereja, Tak Bedakan Keyakinan untuk Berbagi

Kisah seorang kakek Muslim di Minahasa yang sumbangkan tanahnya ke gereja viral di media sosial.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Daryono
zoom-in Viral Kisah Kakek Muslim di Minahasa Sumbangkan Tanah ke Gereja, Tak Bedakan Keyakinan untuk Berbagi
dok. media sosial Facebook Welly Pudihang Sendow
Robo Lahma saat memberikan surat tanah kepada Pendeta Welly Pudihang bertindak dan atas nama Gereja GMIM Efrata Rap-Rap disaksikan Wakil Bupati Minahasa Selatan Petra Rembang dan pendeta serta jemaat di gereja tersebut.(dok. media sosial Facebook Welly Pudihang Sendow) 

TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini, ramai di media sosial tentang seorang kakek beragama Islam di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

Kakek bernama Robo Lahma (71) itu memberikan tanahnya untuk gereja.

Ia merupakan warga Desa Arakan, Kecamatan Tatapan, Minahasa Selatan.

Kisah kakek itu diunggah oleh seorang Pendeta di Jemaat Gereja Masehi Injil Minahasa (GMIM) Efrata Rap-Rap bernama Welly Pudihang di akun Facebook miliknya.

Dalam unggahan tersebut terlihat ada beberapa foto.

Di antaranya Robi Lahma saat memberikan surat tanah kepada Pendeta Welly Pudihang disaksikan Wakil Bupati Minahasa Petra Rembang dan pendeta serta jemaat di gereja tersebut.

Selain itu, terlihat juga foto surat yang dihibahkan ditandatangani Robo Lahma dan beberapa saksi.

BERITA TERKAIT

Postingan tersebut mendapat respons positif oleh publik.

Baca juga: Viral Video Sepasang Kekasih Rapikan Makam Salah Satu Ortunya, Aksinya Tuai Haru, Ini Kisahnya

Baca juga: Viral Video Dugaan Pungli di Samsat Magetan, Kapolres Magetan Sebut Pelaku Bukan Anggota Polri

Wakil Bupati Minahasa Selatan, Petra Rembang membenarkan unggahan hibah tanah tersebut.

Petra mengatakan, ia salah satu yang menyaksikan penyerahan surat tanah itu.

Hal itu terjadi saat Petra, yang juga seorang pendeta, memimpin ibadah perayaan menyambut Natal di Gereja GMIM Efrata Rap-Rap.

"Betul, saat itu saya yang memimpin ibadah sekaligus menyaksikan penyerahan surat tanah," kata Petra saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/12/2021).

Menurut Petra, apa yang dilakukan Robo Lahma adalah suatu sikap terpuji.

"Orang ini berbuat baik dengan tidak memandang agama. Dia berbuat baik kepada semua orang apalagi ini fasilitas umum."

"Melihat itu sebagai panggilan iman. Ini contoh dan teladan bagi semua orang di Minahasa Selatan khususnya," ungkapnya.

Sementara dalam unggah Welly Pudihang mengatakan, di Desa Arahan dan Desa Rap-Rap, Robo Lahma lebih familiar dikenal dengan nama Pa Ade Robo.

"Dari bahasa tubuhnya terpancar kerendahan hati," kata Welly dalam ungggahannya.

Saat memberikan surat tanah, kata Welly, Pa Ade Robo menyampaikan sepenggal kalimat kepadanya yang sangat menyentuh hati.

"Pendeta, napa kita so tanda tangan surat hibah kita pe tanah for gereja basar (Pendeta, ini saya sudah tanda tangan surat hibah tanah saya untuk gereja besar). Orang Muslim di Arakan menyebut GMIM Efrata Rap-Rap adalah Gereja Besar.

Sungguh suatu prinsip hidup yang sangat luar biasa di saat manusia di jagad ini terpolarisasi dengan gaya hidup "Sapa Ngana Sapa Kita".

Apa jadinya dengan dunia kita ini, sekiranya semua orang menerapkan teori Darwin, bahwa hanya yang "Kuat" dan yang "Licik" bukan yang "Benar" yang mampu Survive.

Dan betapa luluh-lantak dunia ini sekiranya seperti kata Nietzhe, "Mereka yang kecil dan lemah mesti rela jadi makanan yang besar dan kuat, sebab begitulah ketentuan Hukum Kehidupan," tulis Welly dalam unggahannya.

Welly mengatakan, bahwa Pa Ade Robo telah mengajarkan untuk belajar menjadi "manusia sesungguhnya'.

"Kerendahan hatinya membuktikan ia sangat mencintai sesama manusia. Pa Ade Robo adalah seorang Muslim taat namun dibalik ketaataannya ia sangat mengenal ajaran Kristus, "Kasihilah Sesamamu Manusia, maklum Pa Ade Robo hidup di lingkaran keluarga Kristiani," jelasnya.

Baca juga: Kisah Holil Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Ternaknya Masih Hidup tapi Rumah Hancur Tak Tersisa

Tak bedakan keyakinan untuk berbagi

Iswhati Lahma (34), salah satu anak dari kakek Robo Lahma mengaku bangga dengan yang dilakukan ayahnya.

Menurut dia, ayahnya bisa menjadi contoh bagi orang lain.

"Saya merasa bangga, karena bapak saya melakukan hal yang patut dicontohi banyak orang, tidak membedakan keyakinan mana pun untuk berbagi," katanya lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Minggu (5/12/2021).

Dikatakan Iswhati, meski hanya seorang petani, tapi ayahnya suka memberi kepada orang lain.

"Beliau orang yang bijaksana, sering berbagi dengan sesama dan baik terhadap semua orang," terangnya.

Baca juga: Kisah Cinta Mahasiswi Mojokerto dan Oknum Polisi, 2 Kali Hamil & Aborsi hingga Berujung Tewasnya NW

Baca juga: Kisah Warga Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Tak Ada Tanda-tanda, Rasanya Seperti Kiamat

Sikap toleransi yang ada pada diri Robo Lahma membuatnya sangat dikenal di desa tempat tinggalnya.

"Beliau sangat dikenal di desa saya (Arakan) maupun desa sebelah (Rap-Rap) Minahasa Selatan," bebernya.

Di desa Arakan, Robo Lahma termasuk salah satu tokoh Muslim taat.

Pada 2005, Robo Lahma pernah menjadi ketua pembangunan Masjid An Nur di Desa Arakan.

"Bapak pernah menjadi ketua pembangunan hingga tahun 2005, beliau mengundurkan diri kena faktor usia," ucapnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Skivo Marcelino Mandey)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas