Kisah Kasepuhan Ciptagelar Lestarikan Padi 10 Generasi Sejak 1368 Hingga Bertahan dari Covid-19
Tanjakan curam, tikungan terjal, dan jalan tak beraspal yang hanya muat satu mobil menjadi tantangan tersendiri untuk mencapai Kampung Adat yang telah
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
Menurutnya, hal tersebut menunjukan bibit padi milik warga Kasepuhan Ciptagelar bisa tahan lebih lama dari bibit padi pada umumnya.
"Untuk saat ini Abah dengan warga kalau misalkan pasokannya, itu ya mungkin 5 sampai 6 tahun (ke depan masih) cukup," kata Abah Ugi.
Kabendon
Selain punya adat dan tradisi yang kuat untuk melestarikan padi, warga Kasepuhan Ciptagelar juga secara turun menurun menjaga hubungan baiknya dengan alam sekitar mengingat mereka hidup berdekatan dengan alam.
Baca juga: Ketua Adat Kasepuhan Ciptagelar Abah Ugi Nikahi Janda Muda Setelah 5 Bulan Berkenalan
Hubungan harmonis mereka dengan alam sekitar, kata Abah Ugi, diatur dalam semacam "undang-undang adat".
Abah Ugi mengibaratkan, jika sanksi melanggar undang-undang pemerintahan berbentuk hukuman penjara atau lainnya, maka mereka yang melanggar "undang-undang adat" dalam kaitannya dengan lingkungan maka akan mengalami kabendon atau kualat.
Sebagaimana melestarikan padi, hukum atau undang-undang adat tersebut pun terus diwariskan secara terus menerus oleh warga Kasepuhan Ciptagelar.
"Kalau di adat hukumnya terasa oleh dirinya sendiri, ibarat kata zaman dulu itu kita turun temurun kita regenerasikan itu simplenya kabendon. Kalau kita melanggar suatu aturan adat itu aturannya kabendon jadi dikembalikan pada diri kita masing-masing," kata Abah Ugi.
Pembangkit Listrik Mikro Hidro, Panel Surya, Hingga Wifi
Meskipun begitu banyak tradisi yang terus dipertahankan ratusan tahun secara turun temurun, namun bukan berarti warga Kasepuhan Ciptagelar resisten terhadap perkembangan teknologi.
Bisa jadi, apa teknologi yang belum tentu bisa ditemukan di kota justru bisa ditemukan di Kasepuhan Ciptagelar.
Teknologi tersebut di antaranya pembangkit listrik tenaga mikro hidro.
Abah Ugi menjelaskan energi listrik tenaga alam yang dimanfaatkan oleh warga Kasepuhan Ciptagelar tersebut berupa kincir atau turbin yang digerakkan oleh aliran air di sekitar lokasi Kampung Adat.
Aliran air yang menggerakkan kincir tersebut kemudian disalurkan kepada generator yang kemudian mengalirkan listrik ke rumah-rumah warga.